Mayoritas WNI di Tiongkok Sudah Angkat Kaki
Sementara tiga lainnya batal berangkat karena tidak memenuhi syarat protokol kesehatan setelah tiba-tiba suhu badannya naik. Sayangnya, kenaikan suhu badan ketiga mahasiswa itu hanya berlangsung sementara karena begitu pesawat Batik Air bertolak dari Wuhan menuju Batam berangsur stabil sehingga harus kembali ke asrama kampus masing-masing tanpa mendapatkan perawatan khusus.
Semua maskapai penerbangan dari Indonesia tidak beroperasi di jalur penerbangan Indonesia-Tiongkok setelah ada surat imbauan Kementerian Perhubungan RI per 5 Februari 2020 untuk mencegah penularan 2019-nCoV.
Meskipun demikian, beberapa WNI bisa pulang ke Tanah Air setelah tanggal tersebut dengan menggunakan maskapai asing yang masih beroperasi.
Sampai saat ini tidak ada WNI yang masih tinggal di Tiongkok atau yang sudah pulang ke Indonesia terpapar virus tersebut.
Situasi di Kota Beijing masih sepi, apalagi setelah tiga hari terakhir diguyur hujan salju.
Hanya perkantoran pemerintahan yang sudah beroperasi, meskipun secara terbatas, sedangkan kantor-kantor perusahaan swasta diperkirakan baru akan mulai beroperasi pada Senin (10/2).
Pemerintah Kota Beijing mewajibkan warganya mengenakan masker saat keluar dari rumah untuk meminimalisasi peluang penularan virus yang pertama kali berjangkit di Wuhan.
Jumlah WNI di seluruh wilayah di Tiongkok sekitar 15.800 orang yang mayoritas berstatus pelajar. Sampai saat ini diperkirakan 1.500 orang yang memilih bertahan di negara berpenduduk terbesar di dunia yang sedang berperang menghadapi 2019-nCoV itu. (ant/dil/jpnn)
Sebagian besar warga negara Indonesia sudah meninggalkan Tiongkok menyusul adanya imbauan Kedutaan Besar RI di Beijing pekan lalu
Redaktur & Reporter : Adil
- Hidup Baru Nurhadi
- BAZNAS Distribusikan 6.298 Paket Daging Dam untuk WNI di Arab Saudi
- Terungkap! WNI Jadi Korban Kerja Paksa dan Eksploitasi Finansial di Kapal Taiwan
- Jadi yang Terbaik di Dunia, BRCC Siap Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia
- Di Tengah Gempuran Rusia, 75 WNI Masih Bertahan di Ukraina
- Reanda International Ungkap Peluang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia