Mbah Latief Tiba-Tiba Muncul Temui Sudaryono, Lalu Didoakan Jadi Gubernur Jawa Tengah

Mbah Latief Tiba-Tiba Muncul Temui Sudaryono, Lalu Didoakan Jadi Gubernur Jawa Tengah
Mbah Latief yang dikenal di kalangan NU Nusantara muncul menemui Sudaryono Calon Gubernur Jawa Tengah. Foto: source for jpnn

Siapa sebenarnya Mbah Latief itu? Yang begitu terkenal di kalangan pejabat tinggi maupun pengusaha di Jawa Tengah. Mbah Latief, memang sering muncul tiba-tiba. Tidak diundang dan tidak ada yang mengundang. Maka, datangnya pun tidak ada yang tahu darimana dia datang, tiba tiba sudah duduk atau berdiri di sekitar kegiatan acara itu.

Mbah Latief tinggal di dusun Santren desa Gunungpring kecamatan Muntilan kabupaten Magelang Jawa Tengah. Dan nasab Mbah Latief sebenarnya sangat komplet, artinya beliau adalah salah satu dari anak turun para wali yang makamnya ada di Pemakaman Wali Gunungpring.

Menurut salah satu sumber yang dapat dipercaya nasab mbah Latif dari bapaknya adalah keturunan dari mbah Ky Abdul Rouf. Sementara dari ibu kandungnya berasal dari  Kiai Raden Pangeran Singosari bin Kiai  Pemanahan, yang makamnya di Gunungpring.

Sementara Mbah Kiai Abdul Rouf bin Khasan Tuko, makamnya berada di dekat Masjid Krapyak dusun Santren, desa GUNUNGPRING kecamatan Muntilan kabupaten Magelang.

Dari Kiai Raden Santri nurunkan mbah Jogorekso. Dan dari mbah Abdul Rouf nurunkan Romo Agung KH Syeh Dalhar bin Abdurrochman...Ulama'warusatul Ambiya'.

Maka, tak heran jika Mbah Latief dikenal sakti dan menurunkan karomah, kepada siapa saja yang didatangi dan ditemui, termasuk calon Gubernur Sudaryono ini, yang spesial ditemui Mbah Latief di acara pembukaan posko dan Deklarasi atas dukungannya.

KH. Chanafi menuturkan bahwa Mbah Latief ini mempunyai karomah tersendiri. Banyak kejadian dan pengalaman unik yang dialaminya seperti ketika beliau tiba tiba hadir di Warung sate,  di jalan Kaliurang Yogyakarta. Beliau pun kemudian disuguhi sate oleh pemilik warung dan dahar (makan) di situ.

"Ketika tusuk sate mau saya lepasin, oleh pemilik warung tidak boleh dilepasin, akhirnya pemilik warung itu yang melepasin tusuk satenya, supaya Mbah Latief gampang daharnya. Tidak berapa lama, setelah Mbah Latief dahar, warung itu dalam sekejap dipenuhi pembeli," kata KH. Chanafi yang menyaksikan sendiri kejadian itu.

Nama Mbah Latief di kalangan NU Nusantara sudah lama dikenal sebagai seorang yang keramat, atau lebih dikenal orang baik dari kalangan NU maupun Muhammadiyah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News