Mbak Eni asal Kediri Pidato di PBB, Tepuk Tangan Bergema
“Sebab, saya tahu PBB adalah organisasi yang susah diakses orang-orang seperti saya,” ungkapnya.
Eni semula menduga bahwa dirinya hanya diminta tampil dalam forum-forum kecil semacam side event atau acara diskusi round table.
Tapi, ternyata dia didapuk untuk menyampaikan testimoni sebagai aktivis buruh migran internasional di hadapan 1.900 peserta sidang dari 162 negara.
“Kebanyakan yang datang presiden atau pejabat menteri luar negeri,” tuturnya.
Hebatnya, berpidato di depan ribuan tokoh penting itu, Eni tidak terlihat nervous.
Dia justru menganggapnya sebagai momentum untuk menyampaikan masalah buruh migran.
Eni membutuhkan waktu dua minggu untuk menyiapkan naskah pidato spesial tersebut.
Dia mengonsep bahan awalnya, lalu disebar ke teman-temannya sesama buruh migran.
ENI Lestari, warga Kediri yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Hongkong, menggemakan nama Indonesia di gedung PBB New York. Berikut
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara