Mbak Intan Harapkan Lokalisasi di Pantura Dipertahankan
jpnn.com - jpnn.com - Sejumlah warga yang tinggal di Lokalisasi Gang Sempit (GS), Desa Maribaya Kecamatan Kramat dan Peleman Desa Sidaharjo Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal menolak penutupan kedua tempat prostitusi tersebut. Sebab, selama ini mereka menggantungkan hidup dari kawasan esek-esek di jalur pantai utara (pantura) Pulau Jawa itu.
"Kalau sampai ditutup, lalu para penghuni lokalisasi mau cari penghasilan darimana lagi," kata Cahyoko (40), salah seorang penghuni Lokalisasi GS seperti diberitakan radartegal.com.
Menurutnya, jika pemerintah hendak menutup lokalisasi, sebaiknya harus dipikirkan matang-matang. Sebab, penghuni di lokalisasi tidak hanya para pekerja seks komersial (PSK), tapi juga pedagang, tukang ojek, pencuci baju dan juru parkir.
Selama ini mereka mencari nafkah di tempat tersebut. Untuk itulah pemerintah harus berlaku adil jika mau menghentikan aktivitas di kawasan lokalisasi wilayah pantura. "Prinsipnya, kami menolak rencana penutupan lokalisasi," kata pria berkumis ini.
Hal senada juga diungkapkan salah satu PSK di Lokalisasi Peleman, Intan (19). Perempuan berambut panjang itu menuturkan, penutupan lokalisasi sama saja menutup rezeki para penghuninya.
Dia pun berharap ke Pemkab Tegal agar membatalkan rencana penutupan. Sebab, warga yang mencari nafkah di lokalisasi tidak sedikit. Jumlahnya diperkirakan lebih dari 1000 orang.
Mereka tentunya juga memiliki anak yang masih membutuhkan biaya sekolah dan makan. Jika lokalisasi ditutup, dipastikan mereka akan hidup telantar.
"Kalau saya sih gak masalah, karena saya dapat bantuan dari pemerintah (kalau ditutup). Status saya juga janda dan tidak punya anak. Tapi saya kasihan terhadap para pedagang atau tukang cuci baju, dan tukang parkir. Mereka masih punya anak kecil yang membutuhkan biaya besar," tutur wanita berhidung mancung dan berkulit putih ini.
Sementara pengurus Lokalisasi Peleman, Ozin mengaku pasrah jika pemerintah berencana menutup tempat tersebut. Dia tidak bisa berbuat banyak karena itu memang aturan dari pemerintah pusat.
Hanya saja, dia berharap kepada pemerintah supaya semua penghuni lokalisasi diberi bantuan, termasuk para pedagang, tukang cuci baju, tukang parkir, pembantu wisma, pengurus lokalisasi, dan mucikari. "Pemerintah harus adil, jangan cuma PSK saja yang dapat bantuan," ucapnya.
Sejumlah warga yang tinggal di Lokalisasi Gang Sempit (GS), Desa Maribaya Kecamatan Kramat dan Peleman Desa Sidaharjo Kecamatan Suradadi Kabupaten
- Berkedok LC, 12 Wanita Vietnam Jadi PSK, Tarif Sekali Kencan Rp 5,6 Juta
- Wanita Dijual kepada Pria Bertarif Sampai Rp 750 Ribu, Ada yang 17 Tahun
- Muncikari dan 3 PSK yang Berjualan via Online Diamankan, Sebegini Sekali Transaksi
- Cerita Risma soal Penutupan Dolly hingga Ungkap Silsilah Keluarganya
- Lantik Sekda Kota Tegal Jadi Pj Wali Kota, Nana Sudjana Ingatkan Amanah
- Berusia 21 Tahun, PSK Setiap Hari Melayani 3 Laki-Laki di Bogor