Mbak Titiek

Oleh: Dahlan Iskan

Mbak Titiek
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Begitu ingin saya menulis in memoriam untuk legenda Titiek Puspa. Saya memanggilnya: Mbak Titiek.

Stasiun radio bisa mengenangnya dengan memutar lagu-lagunya sepanjang hari. Media televisi bisa menayangkan dokumentasi film-filmnya.

Mbak TitiekTitiek Puspa di Musica Studio, Jakarta Selatan, Kamis (23/5/2019). Foto: Dedi Yondra / JPNN.com

Baca Juga:

Saya? Hanya bisa menulis, tetapi harus punya bahan. Saya tidak punya.

Memang saya kenal beliau, tetapi belum tentu beliau kenal saya. Kalaupun saya pernah beberapa kali bertemu beliau, belum tentu beliau masih ingat saya.

Pertemuan terakhir kami sekitar tiga tahun lalu: di saat ada pandemi Covid. Itu pun dalam satu acara di forum online.

Baca Juga:

Sebelum itu saya bertemu di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Saat saya akan menonton musikal Laskar Pelangi. Kami mengobrol di lobi teater tertutup sebelum pertunjukan dimulai.

Saya pun ikuti medsos. Banyak yang sudah menulis tentang almarhumah. Seharusnya saya minta tolong perusuh baik Mirwan Mirza. Agar dia menulis lebih panjang tentang Mbak Titiek.

Saya juga ingat setiap Lebaran Mbak Titiek membuat operet Lebaran. Tampil di TVRI. Pelakunya para penyanyi cilik di zamannya.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News