MBSS Raup Pendapatan US$ 135,3 Juta
Di tahun 2014 Perseroan mengangkut 52,6 juta ton batu bara, terdiri dari 31,1 juta ton untuk segmen barging dan 21,5 juta ton untuk segmen floating crane. Volume untuk segmen barging mengalami penurunan sebesar 24% secara year-on-year (y.o.y), sementara untuk segmen floating crane volume naik sebesar 3%.
Penurunan volume barging di tahun 2014 didorong oleh lebih banyaknya pengangkutan batu bara jarak jauh (antar pulau) dibanding jarak dekat (transshipment) sehubungan peningkatan kebutuhan domestik batu bara dan industri semen. Rico lebih lanjut menjelaskan bahwa jarak pengangkutan yang lebih jauh berakibat pada penurunan perputaran armada sehingga total volume yang diangkut menjadi lebih kecil dalam periode yang sama dibandingkan pengangkutan jarak pendek. Yakni dari loading port menuju anchorage point tempat kegiatan pindah muat (transshipment) untuk tujuan pasar ekspor dilakukan.
Direktur Keuangan dan Perencanaan MBSS Ika Bethari menyampaikan beberapa faktor yang menyebabkan penurunan laba bersih perseroan di tahun 2014.
Di samping tekanan harga, antara lain meningkatnya jumlah docking armada Perseroan sesuai persyaratan kelas, juga kurang maksimalnya perputaran armada Perseroan untuk pengangkutan jarak jauh disebabkan karena faktor cuaca buruk khususnya di triwulan ke-tiga dan ke-empat 2014, yang memaksa armada Perseroan untuk berlindung/sheltering guna menjaga keselamatan pelayaran.
Selain itu, adanya Penyelesaian Kewajiban Penundaan Utang (PKPU) sebesar US$3,2 juta kepada PT Great Dyke juta juga turut menekan laba bersih Perseroan. “Apabila dinormalisasi dengan mengeluarkan komponen PKPU, laba bersih Perseroan akan berada di angka US$23,3 juta”, ujar Ika.
Ika lebih lanjut menjelaskan bahwa klaim PKPU adalah kejadian yang sifatnya one-off dikarenakan struktur kontrak yang dibuat dan ditandatangani oleh Manajemen lama Perseroan tersebut adalah satu-satunya kontrak dimana MBSS bukan merupakan pihak yang secara langsung berhubungan dengan counter party.
“Manajemen MBSS memiliki keyakinan bahwa kejadian ini tidak akan terulang di masa depan, mengingat tidak ada kontrak lain dengan struktur yang serupa”, jelas Ika.
Bercermin pada hasil operasional di tahun 2014 serta tantangan yang akan dihadapi Perseroan ke depannya, Manajemen MBSS telah menyiapkan beberapa langkah strategis. Kontribusi pengangkutan batu bara domestik dan jarak jauh atau antar pulau terhadap pendapatan Perseroan diperkirakan akan meningkat di masa depan, terkait dengan rencana Pemerintah Indonesia di bidang energi untuk membangun sistem pembangkit listrik dengan kapasitas 35 ribu megawatt.
JAKARTA - Presiden Direktur PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) Rico Rustombi menyampaikan, pendapatan perusahaan sebesar US$ 135,3 juta,
- Standard Chartered Indonesia Pimpin Sejumlah Diskusi Strategis di Inggris
- Pertemuan Hangat Menko Airlangga dan Sekjen OECD Mathias Cormann, Ini yang Dibahas
- Rakor Oplah di Sulsel, Plt Dirjen Hortikultura Tekankan Pentingnya Pergerakan Cepat
- PLN Indonesia Power Raih Platinum Rank di Ajang ASRRAT 2024
- Mantap! PNM Raih Penghargaan di Ajang Investor Daily ESG Appreciation Night
- Investasi Pertamina Dinilai Penting untuk Kembangkan Bisnis & Jamin Ketahanan Energi Nasional