MCA Terungkap, Hoaks Serang Pemerintah Berkurang
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno meyakini konten hoaks dan ujaran kebencian buatan Muslim Cyber Army (MCA) bermuatan politis. Tujuannya adalah menggunakan informasi negatif tentang pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk memengaruhi opini publik.
"Isu yang mereka produksi sangat sensitif. Misalnya, pemerintah tak ramah terhadap umat Islam, kriminalisasi ulama dibiarkan, dan lain-lain. Padahal Jokowi aktif merangkul kalangan ulama dengan rajin blusukan ke pesantren-pesantren," ujar Adi kepada JPNN, Senin (12/3).
Hanya saja, Adi belum bisa memprediksi kaitan MCA dengan kelompok politik tertentu yang ingin menumbangkan Presiden Joko Widodo di Pemilu 2019 mendatang. Namun, pengajar di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta itu mengharapkan kepolisian bergerak cepat dalam menelusuri aktor intelektual di balik MCA.
"Secara umum muatan isu yang diembuskan MCA adalah isu keagamaan untuk memantik emosi umat, terutama umat Islam. Ini sangat berbahaya," katanya.
Direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia itu juga memuji langkah cepat kepolisian. Sebab, terungkapnya MCA berimplikasi pada menurunnya tingkat penyebaran hoaks, fitnah dan provokasi.
"Sebaran video dan berita berupa kampanye hitam juga kian berkurang. Ini langkah baik memerangi hoaks. Semoga ada efek jera setelah pengungkapan kasus MCA. Orang atau siapapun mestinya jera dengan pengungkapan sindikat jahat ini," pungkas Adi.(gir/jpnn)
Pengamat politik Adi Prayitno memuji langkah cepat Polri menggulung Muslim Cyber Army. Sebab, kini penyebaran hoaks dan ujaran kebencian bisa berkurang.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Demi Prabowo, Feri Mengajak Rakyat Kalahkan 20 Calon Kada yang Didukung Mulyono
- Deddy PDIP: Saya Tersinggung, Pak Prabowo Diperlakukan Seperti Itu di Solo
- Gibran Diduga Mulai Bersiap untuk Pilpres 2029, Indikasi Berani Menelikung Prabowo?
- Besok Pilkada, Ayo Bantu Prabowo Lepas dari Pengaruh Mulyono
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya