MDHW Satukan Kiai dan Habib dalam Ngaji Kitab Kuning Bulanan
“Kitab kuning merupakan kitab yang dikarang oleh para ulama dari hasil ijtihad untuk mencari suatu hukum yang tidak dijelaskan dalam Alquran dan hadis. Kitab kuning warisan para ulama terdahulu kita,” terang Hery.
Hery menambahkan, mengaji kitab kuning bersama Habib Umar bin Hafidz kali memiliki dua pesan.
Pesan pertama adalah persatuan umat. Sebab, acara tersebut akan dihadiri oleh peserta dari lintas agama.
“Harapannya tentu untuk memperkukuh persatuan umat. Hal ini penting mengingat tahun ini adalah tahun politik. Jangan sampai tahun politik memecah belah bangsa,” kata Hery.
Pesan kedua adalah untuk menyongsong Hari Santri Nasional (HSN) pada 22 Oktober 2018 mendatang.
Bagi santri, kata Hery, kitab kuning menjadi media utama serta rujukan dalam membahas dan menyelesaikan suatu permasalahan.
“Di pesantren, semua cabang ilmu rujukan utamanya adalah kitab kuning. Kitab kuning adalah roh dari pendidikan pesantren,” tutur Hery.
Selain itu, kata Hery, mengaji kitab kuning bulanan juga dapat mempererat tali silaturahmi para kiai dan habib.
Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan Majelis Al Muwasholah akan menggelar Ngaji Kitab Bahjatul Mahafil
- Ketum Majelis Dzikir Hubbul Wathon Berharap Semoga Tahun Politik 2024 Berjalan Damai
- Luhut hingga Sigit Layak Menjadi Kandidat Cawapres Mewakili Figur Nonmuslim
- Majelis Dzikir Hubbul Wathon Dukung Pilkada Dilanjutkan
- Jokowi Unggul Quick Count Pilpres 2019, MDHW Siap Rangkul Semua Pihak
- Panglima TNI Ajak Masyarakat Lawan Hoaks jelang Pemilu dan Pilpres 2019
- MDHW Siap Door to Door demi Jokowi - KH Ma’ruf Amin