MEA Pertajam Persaingan Industri Pelumas Domestik

MEA Pertajam Persaingan Industri Pelumas Domestik
Ilustrasi. Foto: Vox Populi for JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diyakini memunculkan optimisme baru untuk pertubuhan ekonomi. Namun, MEA juga akan menajamkan persaingan pasar.

Pada 2015 lalu, sektor otomotif di Indonesia juga terkena dampak dari perlambatan ekonomi. Asosiasi industri otomotif dalam negeri Gaikindo mencatat terjadi penurunan sekitar 16 persen pada angka penjualan kendaraan penumpang. Sedangkan penjualan truk dan bus mengalami penurunan sebesar 17 persen  dari tahun sebelumnya. Domy Halim, Senior Consulting Manager Ipsos Business Consulting dalam hasil studi terbarunya menyampaikan, Indonesia cukup optimistis menyambut MEA.

Hal itu dipicu membaiknya kondisi perekonomian negara serta berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mendukung sektor ini.

“Pada 2020, pada beberapa perkiraan, hampir 70 juta penduduk, naik dari 40 juta pada 2012, akan bergeser sebagai masyarakat kelas menengah dengan daya beli yang jauh lebih baik,” kata Domy, Rabu (24/2).

Potensi pertumbuhan positif dan pemberlakuan MEA memicu persaingan antar pemain utama produsen minyak nasional dan internasional. Mereka sudah mengambil tindakan untuk meningkatkan cengkeraman mereka di pasar pelumas di Indonesia.

Pertamina Lubricants, BUMN produsen pelumas dengan posisi pasar terkemuka, siap berinvestasi hingga USD 5,5 juta untuk memperluas saluran pemasaran. Caranya ialah melebarkan jaringan layanan untuk sepeda motor dan kendaraan penumpang di SPBU yang ada. Perusahaan ini juga telah membuka pabrik pelumas baru di Jakarta Utara dengan kapasitas produksi 270 juta liter per tahun.

Sementara itu, salah satu pesaing utama Pertamina, Shell, yang memiliki eksistensi internasional yang kuat di Indonesia, juga membuka pabrik pengolahan pelumas pertama di tanah air dengan kapasitas produksi 136 juta liter per tahun.

Prima Ernest dari Direktorat Jenderal Minyak & Gas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan, langkah Shell membuka pabrik di Indonesia, secara kritis akan mengubah dinamika pasar pelumas di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News