Medali Debat

Oleh: Dahlan Iskan

Medali Debat
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Mereka ngobrol dalam bahasa Inggris. Menarik juga melihat tiga putri beda ras berbicara dengan asyiknya. Sementara yang tua ngobrol dalam bahasa Mandarin dan Indonesia.

Tiga remaja dari tiga ras itu memang tergabung dalam satu grup. Grup debat. Mereka akan berdebat melawan grup-grup lain yang datang dari berbagai negara.

Tahun ini sekitar 1.600 remaja datang ke Yale University. Mereka terbagi dalam dua tingkatan. Yunior (SMP) dan senior (SMA). Mereka mengikuti The World Scholar’s Cup Tournament of Champions.

Dari 1.600 itu rasanya ada sekitar 100 dari Indonesia. Saya lihat ada yang dari SMA Aman (d/h Newmont) di Sumbawa barat daya.

Ada juga dari SMP dan SMA Cikal (Cinta Keluarga) milik Najelaa Shihab dkk. Baik Cikal Jakarta maupun Surabaya. Ada dari sekolah Mentari Jakarta. Dari sekolah-sekolah Tionghoa Indonesia.

Saya hanya bertemu satu grup yang dari sekolah negeri: SMAN 5 Surabaya. Saya bertemu orang tua mereka. Jaket Persebaya yang saya pakai membuat mereka langsung mengenal siapa si pemakainya.

Grup tiga-remaja-beda-ras itu sendiri terbentuk dadakan. Tidak berteman sebelumnya. Mereka baru bertemu langsung di kampus Yale kemarin. Baru beberapa menit sebelum acara daftar ulang.

Adeline putri Jennifer yang dari Congo. Ally putri Natalie, seorang Tionghoa dari Jakarta. Si Ndet adalah buyutnya Mbah Iskan dari SMP 5 Muhammadiyah Surabaya.

Beberapa wanita Tionghoa terlihat agak heran. Saya lagi berbicara dalam bahasa mandarin dengan seorang wanita Afrika kulit hitam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News