Medan Sulit, Mayat Ibrohim Digotong Enam Jam
Berapa jumlah luka tembak yang diderita Ibrohim? Direskrimum mengaku, belum melihat detail jenazah yang diduga sebagai Ibrohim, warga negara asing (WNA) asal suku Uighur tersebut.
Sebelumnya, Pasukan dari Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala nyaris menjadi korban dari bom yang dilempar anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), bernama Ibrohim, dalam kontak senjata, tepat HUT Proklamasi kemarin. Bom tidak meledak, sehingga aparat langsung membalas dengan menembak mati Ibrohim.
Pasukan Satgas terlibat kontak tembak sekitar pukul 08.35 wita Rabu (17/8), di wilayah pegunungan Padopi, Poso Pesisir, Kabupaten Poso. Kontak tembak sendiri terjadi, usai anggota Intelijen Satgas Operasi Tinombala, melaporkan satu titik di wilayah pegunungan Padopi terlihat dua orang tidak dikenal, yang diduga kelompok Santoso.
“Saat baru mau melakukan pengecekan, pasukan Satgas langsung dilawan dengan lemparan bom jenis lontong oleh satu orang yang kami kenali sebagai DPO. Beruntung, bom tidak meledak,” tutur Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi, usai Upacara HUT Proklamasi di halaman Kantor Gubernur Sulteng.
Satu DPO lainnya, langsung mengambil senjata milik Ibrohim, ketika melihat rekannya dilumpuhkan petugas. Rekan dari Ibrohim, yang tidak sempat dikenali petugas itu, kemudian melarikan diri dengan membawa senjata milik Ibrohim.
“Senjatanya sepintas menurut anggota di lapangan, mirip M16,” sebut Kapolda. (agg/sam/jpnn)
PALU – Satgas Operasi Tinombala sudah mengevakuasi jenazah yang diduga kuat anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), bernama Ibrohim,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tersangka Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan Bakal Dijerat Pasal Berlapis
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Dugaan Plagiarisme di Bawah Sumpah Ahli Kejagung, Tom Lembong Disebut Diuntungkan
- Usut Kasus Korupsi di Kalsel, KPK Panggil Ketua DPRD Supian
- Binus University Buka Kampus Baru di Medan, Menyediakan Prodi-Prodi Unggulan
- Usut Kasus Korupsi Izin Tambang, KPK Panggil Rudy Ong Chandra