Media Amerika Serikat Menggambarkan Jokowi & Gibran Merusak Demokrasi
![Media Amerika Serikat Menggambarkan Jokowi & Gibran Merusak Demokrasi](https://cloud.jpnn.com/photo/galeri/normal/2023/01/10/presiden-joko-widodo-saat-hut-ke-50-pdip-di-ji-expo-kemayora-pg3o.jpg)
Pencalonan Gibran sebagai cawapres juga menuai polemik, karena harus melewati drama di Mahkamah Konstitusi, yang berakhir dengan pencopotan pamannya Gibran, yakni Anwar Usman dari kursi Ketua MK.
Jokowi berusaha menangkis kritik terhadap manuver politik tersebut, dengan bercanda bahwa hal seperti itu bak drama Korea.
"Akhir-akhir ini disuguhi terlalu banyak drama, terlalu banyak drama Korea, terlalu banyak sinetron,” katanya dalam acara Golkar.
Namun, banyak analis yang menuding Jokowi mendalangi tontonan semacam itu dari balik layar selama bertahun-tahun, dengan tujuan untuk memperluas pengaruhnya setelah masa jabatannya berakhir.
“Ini bukan drama. Ini adalah rekayasa yang direncanakan,” kata seorang dosen di Universitas Indonesia Titi Anggraini.
Dosen di Murdoch University, Perth Ian Wilson mengamini hal tersebut. “Dia (Jokowi) pengin memberi kesan tidak terikat karena itu gaya politiknya, tetapi dialah yang paling mendukungnya,” ujarnya.
Wilson yang telah lama mempelajari Indonesia, menggambarkan manuver Jokowi sebagai bagian dari tren anti-demokrasi.
“Jokowi punya kecenderungan otokratis, begitu juga dengan Prabowo," katanya.
Di Solo atau Surakarta, kota yang dipimpin Gibran bin Jokowi, sebagian calon pemilih belum terkesan dengan pencalonan Gibran.
- Ray Rangkuti Bandingkan Sikap KPK soal Harun Masiku dengan Laporan 2 Anak Jokowi
- Prof Anthony Ungkap Kejahatan Pemerintah dalam Proyek Perumahan, IKN, hingga Kereta Cepat
- Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres, Pemprov Jateng Siapkan Langkah Antisipasi
- Boyongan IKN
- Ada yang Usul Duet Kaesang bin Jokowi-Zita Anjani di Pilkada Jakarta
- Nasihat Murid