Media Internasional Cium Ketidakberesan Yayasan N7W
Senin, 14 November 2011 – 05:36 WIB
"Jadi total yang dikumpulkan itu langsung di sampaikan ke provider yang berhubungan dengan N7W. Kenapa tidak dimunculkan hasilnya? Karena tidak ada tujuh keajaiban yang nomer satu, atau tujuh yang paling bawah. Semua pemenangnya menang dengan value yang sama, karena ini kan berlaku seumur hidup," paparnya.
Hening melanjutkan, yayasan N7W pun memiliki etika internal yang perlu dihormati. Sebagai negara peserta, lanjut dia, sudah seharusnya masyarakat Indonesia menghargai dan mematuhi aturan internal yayasan N7W. "Sekarang kita lihat kompetisi semacam itu, entah itu idol atau pemilihan yang sifatnya publik, pasti ada aturan internal. Ya kita harus ngikuti peraturan," tegas Hening yang juga menjabat sebagai Direktur Humanitarian Forum Indonesia (HFI) itu.
Menyoal dukungan lewat sms yang juga sempat menuai protes, Hening pun mencoba meluruskan. Dia menuturkan, fasilitas sms yang disediakan sejumlah provider tersebut, hampir tidak dipungut biaya sama sekali. Hanya satu provider yang memungut biaya Rp 1, sementara yang lain Rp 0. Dari situ, kata dia, sejumlah provider tersebut tidak dapat untung. Bahkan, para provider tersebut terpaksa menambah peralatan yang ada untuk menampung jutaan sms dukungan vote komodo yang masuk.
"Jadi sms itu tidak menghasilkan duit sama sekali. Kita malah terimakasih sekali sama mereka yang mau memberikan kontribusinya untuk komodo, mereka tidak terima untung bahkan mereka harus tambah satelit lagi untuk memenuhi jumlah sms yang masuk. karena jumlahnya jutaan," paparnya.
JAKARTA - Setelah Taman Nasional Komodo (TNK) terpilih sebagai salah satu pemenang sementara dalam kontes tujuh keajaiban dunia atau yang disebut
BERITA TERKAIT
- Hakim Vonis Crazy Rich PIK Penjara 5 Tahun di Kasus Korupsi Timah
- Hakim Tetapkan Kerugian Lingkungan Kasus Timah Rp271 Triliun
- Sikap Tegas MenPAN-RB terhadap Pemda Mbalelo soal Honorer Jadi PPPK & Paruh Waktu
- KPK Jebloskan Tersangka Korupsi Shelter Tsunami NTB ke Sel Tahanan
- Resmikan Greenhouse, KEHATI Dorong Pelestarian Tanaman Herbal di Ponpes
- Ratas dengan Prabowo, Menhut Singgung Potensi Hutan Jadi Cadangan Pangan