Media Online Masih Susah Cari Iklan
Minggu, 17 Mei 2009 – 08:30 WIB

Media Online Masih Susah Cari Iklan
JAKARTA - Membuat media online menjadi profitable tak semudah yang dibayangkan. Banyak yang akhirnya harus gulung tikar. Karena itu, media online perlu mengerucutkan pasar dan segmentasi daripada meniru media serupa yang lebih dahulu stabil. Donny mengatakan, beberapa waktu lalu sejumlah media online muncul. Mereka berambisi meniru media online lain yang sudah mapan. Bahkan, kekuatan dana besar digelontorkan untuk mencapainya. ''Mereka beriklan di televisi, memasang baliho di mana-mana. Promonya bertubi-tubi. Akhirnya sekarang, sudah tidak kedengaran lagi suaranya,'' ujar Donny yang juga dosen di Binus itu.
''Detik.com, misalnya. Kami butuh waktu sepuluh tahun untuk bisa stabil dan meraih keuntungan. Itu bukan pekerjaan mudah. Membuat media online sangat mudah. Tapi, membuatnya menguntungkan dan dapat terus bertahan itu yang sulit,'' kata Vice President of Publisher Group Detik.com Donny Budhi Utoyo dalam acara BNCC Nasional IT Talk Show (BITS) di Wisma Antara, Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Sabtu (16/5).
Baca Juga:
Diskusi bertema Kiat Netpreneur Masa Kini itu diadakan Bina Nusantara Computer Club (BNCC), Universitas Bina Nusantara (Binus). Turut hadir dalam acara tersebut Sri Khoironi dari Depkominfo E-Business Director, dan Business General Manager Kompas.com Edi Taslim.
Baca Juga:
JAKARTA - Membuat media online menjadi profitable tak semudah yang dibayangkan. Banyak yang akhirnya harus gulung tikar. Karena itu, media online
BERITA TERKAIT
- Pelindo Siap Dukung Pencegahan Stunting di Kota Kupang
- Resmi Buka Gerai Baru, DHL Express Ingin Pengiriman Internasional Lebih Nyaman
- PNM Dukung Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Lingkungan
- Pegadaian Jadi Pelopor Bank Emas, Dirut Pegadaian Bilang Begini
- IOC dan TCL Umumkan Kemitraan Top Global Hingga 2032
- Impor Minyak Mentah dan BBM tak Bisa Dihindarkan Lagi