Media Online Masih Susah Cari Iklan
Minggu, 17 Mei 2009 – 08:30 WIB
Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia itu mengatakan, kekuatan dana memang perlu. Namun, itu tidak menjamin media online menguntungkan dan bisa survive. Sebab, yang lebih penting dari media online adalah keberlanjutan. Media yang besar karena didongkrak modal besar, biasanya napasnya tak panjang. Hanya mampu besar di awal. Apalagi, mereka biasanya berharap segera untung.
Baca Juga:
''Padahal, media online itu salah satu syaratnya sustainability atau keberlanjutan. Bisnis media itu bisnis maraton, bukan sprint. Medan yang harus dilalui panjang. Karena itu, butuh napas yang panjang juga,'' ujarnya.
Iklan untuk media online pun, kata Donny, belum seberapa ramai. Jauh berbeda bila dibandingkan dengan media televisi dan cetak. ''Kita ini seperti masih dalam masa transformasi. Para pengiklan masih pikir-pikir. Kalau kita ngiklan di online apakah efektif. Yang benar-benar melihatnya berapa orang? Kalau cetak kan jelas berapa oplahnya, kalau online efektivitasnya belum terukur,'' katanya.
Nah, kata Donny, hal itu diperburuk dengan semakin banyaknya media online yang muncul. Pengiklan belum ramai, tapi media yang memperebutkannya semakin banyak. ''Bukan tidak mungkin media online akan menjadi red ocean (samudera merah, Red) karena persaingan yang tinggi,'' katanya.
JAKARTA - Membuat media online menjadi profitable tak semudah yang dibayangkan. Banyak yang akhirnya harus gulung tikar. Karena itu, media online
BERITA TERKAIT
- SheTrades Buka Peluang Pengusaha Perempuan RI Go International
- TDN Hadir di Purwokerto, Wujud Komitmen Penuhi Kebutuhan Daging Masyarakat
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global