Media Sosial Bisa Hambat Operasi Polisi Hentikan Penyanderaan

Unggahan status itu masuk pada pukul 17:29 waktu Australia, hampir tujuh jam setelah penyanderaan berlangsung, dan unggahan itu terus berlanjut hingga malam hari.
Akhirnya, keponakan Marcia memohon pada orang-orang untuk berhenti meneruskan unggahan bibinya, memperingatkan mereka bahwa tindakan itu bisa menempatkan kehidupan para sandera dalam resiko.
"Anda benar-benar tidak bisa menutup arus informasi. Kenyataan itu mungkin telah merusak respon profesional dari media,” terang Profesor Barton.
Di antara semua itu, sebuah pesan yang berisikan harapan juga muncul di Twitter – unggahan pesan dengan tanda pagar #illridewithyou, yakni warga Australia yang mengunggah status di Twitter untuk memberi dukungan dan persahabatan bagi warga Muslim yang bepergian dengan transportasi umum.
Lebih dari 300.000 orang secara sukarela telah mengunggah status dengan pesan itu.
Seorang pakar terorisme telah memperingatkan bahwa media sosial dapat mengganggu operasi keamanan di masa depan, seperti yang terjadi pada aksi penyanderaan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia