Media Sosial Lebih Sebagai 'Galeri pribadi' Ketimbang Media Silaturahmi
Kamis, 10 Desember 2015 – 20:12 WIB
Media Sosial Lebih Sebagai 'Galeri pribadi' Ketimbang Media Silaturahmi
Bagi warga Australia media sosial ternyata lebih berfungsi sebagai 'galeri' foto terbaik dalam kehidupan mereka ketimbang sebagai media untuk bersilaturahmi dengan teman dan keluarga.
Demikian kesimpulan dari survei terbaru yang dilakukan oleh situs mikrobloging – Tumblr. Survey Status Sosial pada tahun 2015 ini melihat bagaimana sekitar 13 juta pengguna media sosial di Australia memandang media sosial. Strategi kreatif tumblr, Max Sebela, mengatakan survey ini menunjukkan sebagian besar pengguna media sosial lebih suka menggunakan akun mereka untuk menampilkan gambar atau hal-hal terbaik dari kehidupan mereka. "Warga Australia tampaknya sudah mulai bergeser dari awalnya menggunakan media sosial untuk bisa terhubung dengan rekan atau orang-orang yang mereka kasihi, namun kini semakin banyak dari mereka yang menggunakan media sosial untuk ‘menyusun identitas’ mereka,” kata Sebela. Survey ini mendapati 63% dari responden menilai media sosial sebagai ‘galeri foto sorotan’ dari kehidupan mereka. Namun demikian, pakar media sosial dari Pusat Riset Media Digita Universitas Queensland, Dr Tim Highfield, mengatakan bagaimana proses pemilihan gambar dari kehadiran seseorang di internet bervariasi dari satu platform ke platform lain. "[Orang] akan menggunakan Tumblr untuk alasan yang berbeda dengan ketika mereka menggunakan Facebook atau Twitter," katanya. "Ada kemungkinan perbedaan juga antara akun pribadi dengan akun professional,” "Mereka bisa jadi akan tampil dengan kepribadian yang sangat berbeda. Itu sepenuhnya terserah mereka dan menjadi bagian dari diri mereka, tapi Anda tidakakan mendapatkan gambaran penuh dan kepribadian mereka sepenuhnya dari apa yang mereka upload di akun Instagram dan Facebook." Dr Highfield mengatakan gagasan memantulkan identitas ini bukan hal baru, tapi kehadiran media sosial memungkinkan orang memiliki outlet baru. "Pada umumnya kita memang selalu demikian, tapi kini kebiasaan itu direalisasikan dengan bentuk baru melalui media sosial,” katanya. Dr Highfield mengatakan media sosial masih digunakan untuk menghubungkan seseorang dengan kekuarga dan teman, dan muatan di Facebook mungkin yang paling tidak terlalu terseleksi mengingat audiencenya yang lebih umum. "Facebook memiliki audiens yang lebih luas dan lebih mengenai orang dan campuran dari siapa saja – jadi kemungkinan Anda akan terhubung dengan orang tua dan kakek di Facebook – jadi audiensnya memang sangat berbeda,” "Twitter ... bisa juga sangat otentik, tapi terfokus pada gagasan dan ketertarikan yang berbeda,” Keotentikan media sosial baru saja diperdebatkan luas bulan lalum ketika sosok terkenal di instagram atau "Instafamous" seorang remaja asal Sunshine Coast, Essena O'Neill menghapus sebagian besar fotonya dari akun instagramnya dan memberikan keterangan ulang pada foto-fotonya yang tersisa, denganmengatakan gambar-gambar dia di media sosial itu tidak nyata. Didalam sebuah video, O'Neill — yang memiliki lebih dari 500 ribu followers diinstragram – sejak saat ini mengganti akunnya dengan status pribadi dan hanya mempertahankan sekitar 11 ribu follower saja. O’Neill mengatakan dirinya telah menciptakan gambaran mengenai dirinya yang saya pikir orang lain dapat merasa mereka tidak mungkin mencapainya"."Akhir-akhir ini, aku menyadari betapa mengerikan apa yang saya lakukan," katanya dalam sebuah video yang dirilis secara online. "Seandainya ada seseorang yang mengikuti konten saya dan berpikir, 'Seandainya saja saya bisa seperti kamu’ dan ini merupakan kebalikaan dari apa yang saya ingin mempromosikan." Motif O'Neill melakukan ini kemudian justru dipertanyakan, sejumlah orang menilai tindakannya tak lebih dari "aksi pemasaran". Namun, Dr Highfield mengatakan promosi online tidak selalu bersifat egois. "Orang-orang di Instagram mungkin bisa mendapatkan banyak ‘like’ jika mereka mengunggah sesuatu mengenai mode atau kebugaran dan itu bisa menjadi semacam industri untuk mereka," katanya. "Ada banyak identitas diri dan promosi diri terlibat dalam semua lini media sosial dan itu pasti diseleksi dan dibudidayakan, [tapi] saya tidak akan mengatakan kalau itu adalah sikap narsis. "Aku akan mengatakan ada banyak memang keuntungan pribadi yang didapatkan dari media sosial tapi banyak juga masyarakat yang menggunakannya untuk saling berbagi dan memberikan umpan balik dari orang di sekitarnya." ABC/AAP
Bagi warga Australia media sosial ternyata lebih berfungsi sebagai 'galeri' foto terbaik dalam kehidupan mereka ketimbang sebagai media untuk
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News