Media Sosial Membuat Mereka Dijuluki Crazy Rich, Kini Banyak yang Berakhir di Penjara

"Kalau tebakannya salah, investasi kita hangus 100 persen, dan untuk memulainya lagi ada sistem kompensasi sehingga deposit yang selanjutnya harus 2.5 kali dari nilai investasi terakhir kita," jelas Maru.
Tapi kemudian Maru menemukan beberapa "kejanggalan" yang berulang, seperti sistem yang 'hang' saat ia menang atau nilai investasi otomatis ter-klik lima kali.
"Tapi saat saya melaporkan kejanggalan-kejanggalan itu pada mentor, mereka mengatakan tetap percaya pada sistem dan bahkan meminta kami untuk tidak putus asa."
Dalam enam bulan, Maru mengaku kehilangan sekitar Rp 600 juta, yang adalah uang modal usahanya. Ia juga menyisakan utang pada sanak saudaranya.
"Saya jatuh sakit akibat stress dan depresi selama tiga bulan karena kehilangan semua modal usaha saya."
"Saat itu saya merasa, kalau mereka bisa sukses dan saya tidak, berarti saya yang gagal, saya yang tidak mampu menganalisa dengan baik."
Tapi kemudian Maru tahu jika ia tidak sendirian.
Mereka yang mengaku menjadi korban menduga platform 'binary options' ini telah melakukan tindak penipuan, yang didukung oleh para mentor "influencer" atau "afiliator".
Sejumlah anak muda Indonesia muncul sebagai orang kaya di media sosial tanpa kejelasan asal-usul kekayaannya
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Indosat Sukses Jaga Stabilitas Jaringan saat Lonjakan Trafik Data 21% pada Lebaran 2025
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya