Media Sosial Membuat Mereka Dijuluki Crazy Rich, Kini Banyak yang Berakhir di Penjara
"Memang budaya flexing itu is very different dengan yang selama ini ayah saya ajarkan," ujar Grace kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.
"Tapi saja saya enggak ada perasaan judgement terhadap mereka, karena menurut saya itu uang mereka, jadi ya terserah mereka kalau mereka mau tunjukkan, … sayangnya, it leads to criminal activities, dan itu yang berbahaya," jelasnya.
“Itulah mengapa message dari video itu lebih untuk audiens-nya, bukan untuk orang yang bersangkutan. Karena at the end, semua orang bisa posting apa saja di media sosial, sehingga penonton lah yang harus lebih berhati-hati.”
Grace juga mengajak agar anak muda yang punya obsesi berpikir ulang tentang segala sesuatu yang "instan".
Ia mengatakan tidak menyalahkan mereka yang sudah putus asa ingin menghasilkan uang, sehingga ingin menghasilkan uang secepat-cepatnya.
"Dan menurut saya mereka terdorong oleh sosial media. Pertanyaan saya mengapa dia harus cepat-cepat?"
Akademisi media dan komunikasi dari Universitas Indonesia, Dr Whisnu Triwibowo, mengatakan literasi digital masyarakat Indonesia masih rendah sehingga dengan mudah percaya dengan apa yang dilihat dari jejaring sosial.
"Di kehidupan nyata, sebelum ruang media sosial, kita tahu kapasitas keuangan mereka yang sebenarnya, intelektualitas mereka, kita tahu persis siapa orangnya. Sementara di media sosial, semuanya cenderung superfisial atau artifisial."
Sejumlah anak muda Indonesia muncul sebagai orang kaya di media sosial tanpa kejelasan asal-usul kekayaannya
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Berkat Ulasan Positif Influencer, Bingxue Jadi Trending Topik di X