Medsos Dianggap Kurang Efektif Pengaruhi Pilihan Politik Milenial Di Indonesia

"Cara berpolitik tidak berubah, tetap ketemu (bertemu langsung)."
Pakar media dari Universitas Nasional Australia (ANU), Ross Tapsell, mengatakan tidak semua milenial memakai medsos dan medsos sendiri tidak merepresentasikan semua milenial.
Menurutnya, dalam diskusi From Vlogs to Votes (29/1/2019), aktivisme milenial yang terlihat di medsos memiliki pola yang berbeda.
"Untuk saya, yang paling menarik tentang milenial di dalam medsos, yang paling sama di antara milenial di Indonesia, di Malaysia, itu banyak milenial lebih tertarik dengan pekerjaan sebagai buzzer (penggaung, penyebar informasi, agen promosi yang dibayar lewat postingannya)," utara Ross.
Di Indonesia, sebut Ross, aktivisme politik di kalangan milenial menjadi lahan bisnis.
"Mereka lebih mengandalkan keahlian digital. Dan ini beda dengan milenial tahun '97 di mana waktu itu milenial sebagai agen reformasi," jelas penulis buku Media Power in Indonesia: Oligarchs, Citizens and the Digital Revolution ini.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'