Mega
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Beberapa waktu terakhir ini Megawati Soekarnoputri sangat vokal dan banyak memberi komentar terhadap berbagai perkembangan aktual.
Ia mengkritik Presiden Joko Widodo karena dianggap tidak memimpin langsung penanganan pandemi Covid-19.
Dia juga menyarankan Jokowi banyak melakukan blusukan, supaya bisa menangkap aspirasi rakyat dalam menyelesaikan krisis pandemi.
Mega juga berkomentar lagi mengenai Sumatera Barat yang dianggapnya sekarang berubah tidak seperti dulu. Kalau dulu banyak tokoh hebat dari Sumbar, seperti Mohammad Hatta. Sekarang, kata Mega, sudah tidak ada tokoh hebat lagi dari Sumbar.
Mega juga disorot karena BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) dianggap terjangkit islamophobia akut.
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon, menyebutkan hal itu setelah BPIP mengeluarkan pengumuman akan mengadakan lomba penulisan artikel dalam rangka Hari Santri Nasional.
Tema penulisan adalah ‘’Hormat Bendera Menurut Hukum Islam’’ dan ‘’Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Islam’’. Dua tema ini oleh Fadli Zon dianggap menjadi bukti bahwa BPIP terjangkit islamophobia akut.
Serangan Fadli Zon tidak ditujukan langsung kepada Mega. Namun, Mega adalah Ketua Dewan Pengarah BPIP. Mega dianggap sebagai tokoh utama yang mengendalikan BPIP.
Kilometer 2024 memang masih cukup jauh. Namun, Mega sudah harus berancang-ancang mulai sekarang sebelum terlambat.
- Survei Polling Institute: PDI-P Berpotensi Keok di Jabar XI
- DPR Dukung Penuh Menko Polkam Lindungi Pelajar dari Judi Online
- Calon PDIP Kalah di SMS, Yoshua: Efek Maruarar Sirait Pindah ke Gerindra
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Hasto PDIP Sebut Kedekatan Anies dengan Pram-Doel Akibat Demokrasi yang Dikebiri