Mega-Anwar

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Mega-Anwar
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri dan pemimpin Pakatan Harapan yang kini menjabat PM Malaysia, Anwar Ibrahim sebelum menghadiri Rapat Senat Terbuka Universitas Negeri Padang (UNP), pada 29 Oktober 2018. Foto: dokumentasi PDIP

Posisi politik Bung Karno sangat jelas dan tegas. 

Dia seorang nasionalis sejati yang menempatkan persatuan nasional di atas segalanya.

Karena itu, dia membenci kolonialisme dan imperialisme sampai ke akar-akarnya.

Bung Karno menguasai khazanah pemikiran yang lengkap, mulai dari pemikir-pemikir barat sampai ke pemikir timur klasik.

Dari keluasan wawasan dan referensinya itu Bung Karno kemudian menggali dan menemukan Pancasila.

Ketika Bung Karno berpidato di depan forum persiapan kemerdekaan, semua orang terpukau mendengar konsepnya mengenai Pancasila.

Pancasila bukan ciptaan Bung Karno.

Pancasila lahir dari kontemplasi yang mendalam mengenai kondisi nasional dan internasional, yang kemudian  diproyeksikan ke depan menjadi dasar negara, yang bisa menjadi pondasi bagi penyelenggaraan sebuah negara modern.

Ada yang memuji-muji Anwar dan mengkritisi Mega. Akan tetapi banyak juga yang membela Mega dan menganggap pidatonya berbobot.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News