Mega-Anwar
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Pancasila, pembukaan UUD 1945, dan teks proklamasi adalah dokumen sejarah nasional yang menunjukkan keluasan pandangan para founding fathers nasional mengenai kompleksitas persoalan yang bakal dihadapi Indonesia.
Sebagai negara yang baru lahir, Indonesia menghadapi persoalan internasional yang kompleks setelah mengalami penjajahan ratusan tahun.
Sebagai bangsa yang baru lahir Indonesia menghadapi persoalan internal yang kompleks terutama karena keragaman yang sangat luas di dalamnya.
Bung Karno berusaha merumuskan kompleksitas itu menjadi lima sila dalam Pancasila.
Dokumen negara ini mempunyai nilai filosofis yang sangat mendalam, dan dianggap sejajar dengan dokumen negara-negara besar lain seperti Amerika Serikat.
Ketika para founding fathers pada 17 Agustus 1945 dini hari di rumah Laksamana Maeda berhasil merumuskan teks proklamasi, ada usul supaya teks itu ditandatangani oleh semua yang hadir.
Hal itu merujuk pada Declaration of Independence negara Amerika Serikat.
Dokumen yang banyak digagas oleh Thomas Jefferson itu ditandatangani oleh banyak tokoh yang hadir pada proses pembahasan.
Ada yang memuji-muji Anwar dan mengkritisi Mega. Akan tetapi banyak juga yang membela Mega dan menganggap pidatonya berbobot.
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum
- Hasto Tuding Ara Main SARA soal Pramono-Rano Didukung Anies, Prabowo Pasti Tak Suka
- Jelang Pencoblosan Pilkada, PDIP Jatim Minta Cakada Bisa Ikut Mengawal Suara
- Hasto Mendengar Informasi Bakal Dijadikan Tersangka di Kasus Absurd
- Pramono Dinilai Sengaja Tak Umbar Dukungan PDIP di Alat Peraga Demi Raup Massa Anies
- Pramono Dinilai Samarkan Dukungan PDIP dan Megawati karena Faktor Ahok