Mega-Anwar

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Mega-Anwar
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri dan pemimpin Pakatan Harapan yang kini menjabat PM Malaysia, Anwar Ibrahim sebelum menghadiri Rapat Senat Terbuka Universitas Negeri Padang (UNP), pada 29 Oktober 2018. Foto: dokumentasi PDIP

Ada usul supaya semua yang hadir di rumah Laksamana Maeda menandatangani naskah proklamasi seperti deklarasi kemerdekaan Amerika. 

Akan tetapi, akhirnya disepakati naskah itu hanya ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Bung Karno telah meletakkan fondasi yang kokoh, yang selalu relevan dengan zaman.

Pemikiran-pemikiran Bung Karno yang sangat visioner itu menginspirasi banyak pemimpin dunia.

Bung Karno tidak sekadar seorang aktivis politik, tetapi seorang intelektual dan pemikir yang progresif.

Megawati seringkali mengutip Bung Karno.

Pada pidato ulang tahun kemarin Mega juga mengingatkan kadernya akan peran Bung Karno sebagai pendiri PNI (Partai Nasional Indonesia), yang menjadi cikal bakal PDI (Partai Demokrasi Indonesia), yang kemudian berinkarnasi menjadi PDIP.

Medengarkan pidato Megawati selama 2 jam butuh kesabaran tersendiri.

Ada yang memuji-muji Anwar dan mengkritisi Mega. Akan tetapi banyak juga yang membela Mega dan menganggap pidatonya berbobot.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News