Mega for President

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Mega for President
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato pada perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/1). Foto : Ricardo

Karena tidak kunjung dicapai keseimbangan akhirnya roti habis dimakan sang monyet.

Memilih Mega sebagai calon presiden, mungkin, bisa menjadi solusi bagi dilema yang dihadapi oleh PDIP.

Persoalan persaingan Puan vs Ganjar akan selesai--dan tidak akan ada pihak yang berani menentang--setidaknya secara terbuka.

Akan tetapi, di sisi lain, keputusan pencalonan Mega bisa dianggap sebagai indikasi ‘’political desperation’’ atau keputusasaan politik.

Mega sudah punya pengalaman menjadi presiden menggantikan Gus Dur pada 2002.

Mega tercatat sebagai perempuan pertama yang menjadi presiden di Indonesia.

Hal ini sering disebut sebagai indikator kemajuan demokrasi di Indonesia.

Di negara yang demokrasinya sudah matang, seperti Amerika Serikat, sampai sekarang belum pernah mempunyai presiden perempuan.

Memilih Mega sebagai calon presiden adalah hak preogratif yang tiketnya dikantongi sendiri oleh Megawati.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News