Mega Jibao

Oleh: Dahlan Iskan

Mega Jibao
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Apakah rel sekarang tidak bisa memuai? Tentu masih sama. Yang beda adalah kualitas bajanya. Ada yang untuk dipanaskan sampai 50 derajat masih belum memuai.

Di Tiongkok panjang potongan rel 100 meter. Lalu disambung dengan las. Menjadi 500 meter. Lalu dibawa ke lokasi untuk dipasang. Untuk dilas dengan 500 meter berikutnya.

Dengan panjang 100 meter pemasangannya lebih cepat. Tidak banyak pekerjaan las. "Yang dikirim ke kita 50 meter karena jalan kita banyak belokan. Sulit mengangkutnya dari pelabuhan," ujar Allan.

Allan lahir di Jakarta. Sejak SD sekolah di Singapura. Pun SMP, SMA, Universitas, dan Masternya. Ia sarjana teknik sipil NUS, lalu manajemen proyek di Nanyang Technological University (NTU), dan master lagi di bidang bisnis dari North Western Chicago - Beijing University di Beijing.

Umur 25 tahun Allan bekerja di Singapura. Yakni di proyek pembangunan kereta MRT. Yang lebih banyak bikin terowongan bawah tanah.

Suatu saat Pak Jokowi ke Singapura: meninjau proyek itu. Allan ditunjuk perusahaannya untuk menjadi penerjemah. Saat itulah ia bertemu Pak Jokowi yang masih menjabat Gubernur Jakarta Raya. Beliau ingin membangun kereta bawah tanah di Jakarta.

"Asal Indonesia?," tanya Pak Jokowi.

Allan mengangguk.

Namanya saja KCIC. Pramugarinya pun pakai batik yang dibentuk model gadis Shanghai: model jibao. Corak batiknya megamendung khas Jawa Barat, Cirebon.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News