Mega Mengelus Dada

Mega Mengelus Dada
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Foto: Dokumentasi JPNN.com/Ricardo

Krisis semacam itu bisa membuat sebuah kabinet pemerintahan jatuh. Di Jepang, seorang menteri bisa melakukan bunuh diri, harakiri, karena gagal menjalankan tugasnya.

Dalam tradisi Barat ada ‘guilt culture’ atau budaya rasa bersalah. Orang akan merasa bersalah ketika gagal atau melakukan kesalahan. Kosekuensinya, dia mundur dari jabatannya.

Tradisi Jepang mengenal ’shame culture’ atau budaya malu. Orang akan malu kalau gagal atau melakukan kesalahan.

Konsekuensinya, ia akan mundur kalau melakukan kesalahan yang memalukan. Dalam banyak kasus. ia akan bunuh diri untuk menebus rasa malu.

Tradisi Indonesia tidak mengenal guilt culture maupun shame culture. Tradisi Indonesia tidak kenal budaya bersalah maupun budaya malu.

Menteri Merdagangan Muhammad Lutfi meminta maaf karena krisis minyak goreng ini. Dia berjanji akan membongkar kasus penimbunan minyak goreng dan melaporkannya kepada polisi.

Publik sudah menduga mereka yang ditangkap paling-paling penimbun kelas coro. Penangkapan itu tidak lebih dari upaya cuci muka dan cuci tangan.

Penangkapan itu hanya mengulik problem di hilir, sementara problem di hulu tidak tersentuh. Tindakan model kosmetik itu lebih mirip pencitraan daripada penindakan yang komprehensif.

Megawati mengaku mengelus dada melihat ibu-ibu mengantre minyak goreng. Namun, dia tidak mengelus dada melihat pemerintahan Jokowi gagal mentagasi kelangkaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News