Mega Pro Lebih Mudah Hantam SBY Lewat Boediono
Sabtu, 16 Mei 2009 – 21:38 WIB

Mega Pro Lebih Mudah Hantam SBY Lewat Boediono
JAKARTA - Pidato Boediono pada deklarasi SBY Berboedi di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Jumat (15/5) malam lalu memang memukau. Namun hal itu belum cukup untuk meyakinkan publik bahwa Boediono akan terlepas dari stigma neo-liberal yang selama ini banyak ditudingkan ke arahnya. Mantan asisten ahli di Mahkamah Konstitusi ini menambahkan, dari pelaksanaan pemilu dan pilpres 2004 terdapat fenomena split voters. Dicontohkannya, pemilih SBY memang lebih banyak dari pemilih Partai Demokrat. Namun belum tentu pemilih Demokrat akan memilih SBY pada pilpres mendatang jika pasangannya adalah Boediono. Demikian pula dengan pemilih Golkar yang belum tentu memilih JK, bahkan cenderung memilih SBY.
Peneliti senior di Center for Electoral Reform (CETRO) Refly Harun mengatakan, jika berkaca pada pengalaman Amien Rais pada 1999 dan 2004 maka hal serupa juga akan terjadi pada sosok Boediono. "Dulu Amien Rais dipoles sebagai sosok yang nasionalis. Tetapi tetap saja publik sulit untuk menerima, karena tetap menganggap Amien sebagai sosok dari Islam garis keras," ujar Refly yang ditemui di kantor pusat KPU, Sabtu (16/5).
Menurutnya, pidato Boediono itu belum cukup untuk mendongkrak perolehan suara pasangan SBY Berboedi pada pilpres mendatang. Sebab, kesan yang ada saat ini Boediono masih dianggap sebagai figur yang pro barat. "Dan isu yang diusung Boediono itu belum tentu dimengerti semua orang," ujarnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Pidato Boediono pada deklarasi SBY Berboedi di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Jumat (15/5) malam lalu memang memukau. Namun hal itu belum
BERITA TERKAIT
- Kedepan, Instruksi Megawati Bisa Diarahkan ke Kader PDIP di Legislatif
- Program Remaja Bernegara Bentuk Tanggung Jawab Parpol untuk Regenerasi Dunia Politik
- Tak Ikut Retret dan Ikuti Instruksi Megawati, Zukri Misran: Semua Kader Tegak Lurus
- Wibawa Pemerintahan Prabowo Dipertanyakan Setelah Terbit Instruksi Megawati
- Golkar Perintahkan Seluruh Kader yang Terpilih Jadi Kepala Daerah Wajib Ikut Retret
- Demokrat Jakarta Timur Solid Dukung AHY Jadi Ketum Periode 2025-2030