Mega-Pro Pemanasan di Rengasdengklok
Minggu, 07 Juni 2009 – 06:20 WIB
KARAWANG - Capres-cawapres Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto menghadiri peringatan hari lahir (harlah) ke-108 tahun Bung Karno di Monumen Kebulatan Tekad, Rengasdengklok, Karawang, Sabru (6/6). Acara yang dihadiri ribuan kader dan simpatisan PDIP-Gerindra itu seolah menjadi pemanasan sebelum kampanye secara terbuka. Mega juga mengomentari rendahnya daya tawar pemerintah di kancah dunia internasional. Mulai terjadinya sengketa Ambalat hingga perdagangan internasional. "Sekarang banyak masuk barang dari luar karena bangsa asing menilai bangsa Indonesia malas,'' tudingnya.
Mega juga memanfaatkan peringatan harlah tersebut untuk menarik perhatian warga Rengasdengklok dan sekitar. "Saya dengan Prabowo sepakat apa yang kami lakukan adalah serius buat rakyat,'' kata Mega di hadapan para pendukungnya kemarin. Sejumlah keluarga Bung Karno dan Bung Hatta ikut menghadiri acara tersebut. Di antaranya, Sukmawati dan Guruh Soekarno Putra. Keluarga Hatta diwakili Halida Hatta dan Gemala Hatta. Tampak pula mantan Menperindag Rini Soemarno.
Dalam orasinya, Mega dengan percaya diri mengungkapkan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara makmur apabila dirinya memenangkan pemilu presiden (pilpres). Dia juga mengakui sedih dengan kondisi ekonomi nasional yang dianggapnya masih kacau-balau. Puncaknya, istri Taufiq Kiemas itu mengkritik kinerja pemerintahan SBY yang dianggap gagal membangun perekonomian pro-rakyat.
Baca Juga:
KARAWANG - Capres-cawapres Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto menghadiri peringatan hari lahir (harlah) ke-108 tahun Bung Karno di
BERITA TERKAIT
- MK Hapus Aturan Presidential Threshold, Said PDIP Singgung Syarat Kualitatif Capres-Cawapres
- Agus Widjajanto Sebut Ada Dorongan agar Mbak Tutut Kembali Bergabung ke Partai Golkar
- KPU Jakarta Apresiasi Kinerja Polri di Tahun Politik 2024
- Sahroni Apresiasi Kinerja Polri Menjaga Keamanan Malam Tahun Baru
- Golkar Terkejut dengan Putusan MK Soal Presidential Treshold, Tidak Seperti Biasa
- MK Hapus Presidential Threshold, Ketua Komisi II: Babak Baru Demokrasi Indonesia