Megawati: Bukan Tidak Mungkin Semua itu Akan Menghilang
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan, Rumah Budaya ialah wujud parpolnya melestarikan kebudayaan Indonesia. Apa lagi budaya asing deras menggempur tanah air belakangan ini.
Presiden kelima RI itu mengatakan, Indonesia memiliki keragaman budaya yang luar biasa. Tak kurang dari 300 kelompok etnik, 1.340 suku bangsa, 718 bahasa daerah, serta 9.770 warisan budaya bukan benda, ada di tanah air.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato peresmian Rumah Budaya PDIP yang terletak di kantor pusat partai berlambang banteng itu di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (28/3).
"Namun, bila tak dilestarikan dengan segenap kekuatan dari seluruh komponen bangsa, bukan tak mungkin semua itu akan menghilang dan menyebabkan generasi penerus kita nanti berada dalam krisis identitas dan kehilangan ke-Indonesiaan-nya," ujar Megawati.
Tokoh yang kerap disapa Bu Mega itu mengatakan, kebudayaan Indonesia telah menghadapi tekanan besar akibat globalisasi dan perkembangan teknologi informasi.
"Tentu saya katakan ini bukan berarti menentang globalisasi dan perkembangan teknologi informasi," kata Megawati.
Putri kelahiran Yogyakarta itu mengatakan globalisasi dan kemajuan teknologi memungkinkan suatu kebudayaan luar, bisa masuk serta diterima secara masif. Khususnya oleh generasi muda negeri Indonesia.
Bila terus demikian, Megawati menilai pada gilirannya bisa menggerus serta melenyapkan kebudayaan lokal milik sendiri.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan, Rumah Budaya ialah wujud parpolnya melestarikan kebudayaan Indonesia.
- Akademisi Universitas Bung Karno Nilai Penetapan Tersangka Hasto Murni Proses Hukum
- Berani Tetapkan Hasto Tersangka, KPK Era Setyo Budiyanto Layak Diapresiasi
- Pencegahan Yasonna Laoly ke Luar Negeri jadi Pukulan Beruntun untuk PDIP
- Kasus Hasto Bukan Politisasi, KPK Harus Berani Melawan Intervensi
- Ditetapkan Tersangka oleh KPK, Hasto Memahami Risiko Bersuara Kritis
- PDIP Fokus Persiapkan Langkah Hukum untuk Hasto Kristiyanto