Megawati Harap AI Tidak Menjadi Alat yang Mengancam Peradaban
"Bisa dibayangkan, jika manusia hidup dalam suatu sistem yang dipenuhi manusia robot. Manusia robot ini serba beralgoritma dan mengambil keputusan atas dasar rasionalitas program kecerdasan buatan, disertai olahan big data,” ujar Megawati.
Dia mengatakan penting bagi pemerintahan negara-negara di dunia memastikan penggunaan AI tak mengabaikan kebenaran dan etika kemanusiaan.
Menurutnya, publik harus menjadi sosok penentu dalam membuat kebijakan soal kemanusiaan karena dilengkapi perasaan.
Megawati mengatakan saat ini banyak kegelisahan terhadap masa depan AI menggantikan peran manusia.
"Kegelisahan atas masa depan AI yang menggantikan peran manusia ini banyak diungkapkan. Terlebih dengan keputusan otonomnya yang bisa mengabaikan etika kemanusiaan dan hati nurani menciptakan ancaman bagi umat manusia,” urai Megawati.
Kegelisahan itu nampak nyata, lanjut Megawati, ketika dalam berbagai kejadian, termasuk dalam pemilu di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia, sudah muncul penyalahgunaan AI.
Megawati lalu bercerita, sebelum ke Rusia sempat ditunjukkan sebuah video. Di sana, Wapres kedelapan RI sedang bernyanyi.
Ternyata video itu berbasis AI, diambil dari gambar dirinya ketika sedang melakukan rapat di kantor PDI Perjuangan.
Megawati Soekarnoputri menyebut penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) jangan dipakai sebagai alat pengancam peradaban.
- 5 Langkah Utama untuk Capai Emisi Net Zero di Sektor Tenaga Listrik
- ASABRI Gandeng FHCI Perkuat Kapasitas Human Capital Lewat Teknologi
- Menkomdigi Ajak Seluruh Elemen Bangsa Promosikan Bhinneka Tunggal Ika ke Dunia
- Ulas Putusan MK, Megawati Bicara Sanksi Pidana Bagi ASN & Anggota TNI/Polri yang Tak Netral
- Makin Mudah Bangun Loyalitas Pelanggan dengan OCA
- Megawati Dengar Ada Institusi Negara Tak Netral Pas Pilkada, Sampai Pakai Intimidasi