Megawati - Jokowi, Ada Api di Dalam Sekam?

Oleh: Asep Lukman

Megawati - Jokowi, Ada Api di Dalam Sekam?
Pemerhati sosial politik Asep Lukman. Foto: source for JPNN

Bahkan tidak jarang disebut lebih banyak porsinya dibanding yang didapatkan PDIP yang secara halus disebut Jokowi sebagai perwakilan dari kaum profesional.

Keempat, Megawati tidak suka Jokowi yang bermain dua kaki pada Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Perilaku main dua kaki ini ramai disebut sebagai manuver cawe-cawe Jokowi dalam pilpres. Presiden Jokowi menyebutnya sebagai cawe-cawe demi kepentingan bangsa meski yang sesungguhnya terjadi adalah pihak Istana masih belum menemukan calon yang tepat sesuai harapan serta memilki elektoral yang cukup untuk meraih kemenangan.

Kembali pada ketidaksetujuan Megawati pada sikap dua kaki presiden Jokowi, karena memang faktanya makin merugikan posisi Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP.

Sikap dua kaki presiden Jokowi dengan Prabowo ini mustahil memperkuat posisi Ganjar Pranowo. Karena sekalipun Prabowo bisa bersatu, kecil kemungkinan mantan Danjen Kopassus itu akan menerima posisi cawapres Ganjar Pranowo.

Kerugian lainnya, malah banyak dipahami oleh pendukung Jokowi sebagai isyarat bahwa sesungguhnya Jokowi tidak mau Ganjar, tetapi lebih menginginkan Prabowo. Hingga wajar mulai dari PBB, PKB, Projo, dan berbagai elemen yang dahulu bersama koalisi dan mendukung Jokowi sekarang berpihak pada Ketua Umum Gerindra itu.

Apalagi jika melihat indikasi, anak-anak presiden Jokowi pun seolah telah menjadi silent voters Prabowo Subianto. Lebih jauh, jika Gibran Rakabuming Raka, sang anak sulung Jokowi benar-benar berambisi jadi cawapres Prabowo, mungkin di titik ini Megawati dapat menangis tersedu-sedu.

Dan saya pastikan Megawati akan menjatuhkan vonis Jokowi dan keluarga sebagai “Malin Kundang” politik.

Kecemburuan itu dapat ditilik setidaknya dari empat peristiwa politik di depan mata publik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News