Megawati - Jokowi, Ada Api di Dalam Sekam?
Oleh: Asep Lukman
Pertanyaannya, apakah Jokowi tidak paham bahwa Megawati secara psikologis sangat terganggu dan secara politik merasa dirugikan?
Tentu Jokowi sangat paham itu. Bahkan ia tidak sekadar membiarkan hal itu terjadi, tetapi lebih dari itu.
Tujuannya, Jokowi mungkin sedang mengatakan pada publik bahwa ia bukan petugas partai, ia tidak bisa di “remote control” begitu saja sebagaimana anggapan publik yang menafsirkan klaim Megawati.
Sebagai presiden, Jokowi adalah pemimpin koalisi besar yang disebut lembaga negara. Partai apa pun hanya sekoci dibanding kapal besar yang ia nakhodai.
Sebenarnya bagi Jokowi, PDIP adalah partai pendukung dan pengusung dirinya, tetapi Jokowi berharap, baik PDIP atau dirinya seharusnya diposisikan sebagai dua pihak yang memilki simbiosis mutualisme. (*)
Penulis merupakan pemerhati sosial politik
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Kecemburuan itu dapat ditilik setidaknya dari empat peristiwa politik di depan mata publik.
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Hasto PDIP: Bu Megawati Mencoblos di Kebagusan bareng Keluarga
- Anggap Maruarar Sirait Main SARA di Jakarta, Chandra: Belum Move On dari Rezim Jokowi
- Prabowo Bertemu MBZ, Targetkan Investasi Dagang Rp 158 Triliun
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi