Megawati Minta Kader tak Taat untuk Mundur, Pengamat: Tidak Demokratis
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menilai pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang meminta kader tidak taat untuk mundur berisi ancaman.
Dia juga menilai pernyataan tersebut dilontarkan atas perseteruan Celeng Vs Banteng yang terjadi di tubuh PDI Perjuangan.
"Pernyataan Megawati itu cenderung memuat ancaman kepada kadernya. Para kader tidak diberi pilihan sama sekali," kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Jumat (29/10).
Dosen Universitas Esa Unggul itu juga menyebutkan Presiden RI ke-5 itu terkesan tidak mengakomodir perbedaan pendapat di dalam partainya.
"Suara akar rumput yang berbeda dengan kehendak DPP terkesan ingin dibungkam," lanjut dia.
Jamiluddin juga menyebutkan dalam konteks pernyataan tersebut, Megawati Soekarnoputri juga terkesan sangat tidak demokratis.
"Hal itu tentu tidak sejalan dengan nama PDIP yang berlabel demokrasi," tutur Jamiluddin. (mcr8/jpnn)
Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menilai pernyataan Megawati Soekarnoputri yang meminta kader PDI Perjuangan yang tidak loyal untuk mundur terkesan berisi ancaman
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Kenny Kurnia Putra
- Megawati Bakal Melakukan Pertemuan Khusus dengan Paus Fransiskus di World Leaders Summit
- Megawati Soekarnoputri Tiba di Roma untuk Menghadiri World Leaders Summit
- Bicara di Hadapan Menteri Nusron, Deddy PDIP Desak Pengusutan Skandal Pagar Laut
- Gas Elipiji 3 Kg Bersubsidi Langka Menjelang Hari Raya, Brando Susanto PDIP Merespons
- Gusur PDIP, Gerindra Memuncaki Survei Terbaru Indikator
- PDIP Gelar Bakti Sosial PDIP untuk Korban Bencana Gunung Lewotobi Laki-laki