Megawati Sebut Indonesia Tidak Punya Sistem Peringatan Dini
jpnn.com, TOKYO - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyatakan bahwa Indonesia bisa belajar banyak dari Jepang, khususnya dalam hal kebersihan dan siaga bencana.
Menurut dia, masyarakat Negeri Matahari Terbit itu melakukan perubahan luar biasa dalam hal kebersihan.
Megawati yang tengah berada di Tokyo, Jepang untuk menerima gelar doktor honoris causa (Dr HC) dari Universitas Soka menceritakan, dirinya berkunjung pertama kali ke Negeri Sakura itu pada 1962. Kala itu Megawati ikut dalam lawatan Presiden Pertama RI Bung Karno.
“Keadaan Jepang itu tidak sebersih seperti sekarang. Saya mohon maaf, sampai soal toilet, itu kan manusia sekali. Jadi itu pun saya rasakan tahun itu belum seperti sekarang,” ujar Megawati dalam ramah tamah dengan wartawan di Tokyo, Selasa (7/1).
Presiden Kelima RI itu menuturkan, kini toliet di Jepang sangat bersih dan nyaman. “Sangat manusiawi sekali, bersih, nyaman,” tuturnya.
Megawati mengaku sempat menanyakan soal perubahan luar biasa itu kepada Wakil Presiden Soka Gakkai International (SGI) Hirosama Ikeda saat jamuan makan siang, Senin (6/1).
Perubahan itu berawal ketika Jepang mau menjadi tuan rumah Olimpiade 1964. Saat itu Pemerintah Jepang menginginkan para atlet Olimpiade 1964 dan tamu mancanegara bisa merasakan kebersihan dan kenyamanan. Ternyata masyarakat Jepang pun juga punya spirit sama.
“Sangat disiplin sekali dan ini bukan hanya karena pemerintahnya. Nah mengapa rakyat Indonesia tidak bisa juga mengapresiasi hal-hal seperti itu,” katanya.
Megawati menyatakan bahwa Indonesia bisa belajar banyak dari Jepang, khususnya dalam hal kebersihan dan siaga bencana.
- Prabowo Bilang Nasi Goreng Megawati Enak Sekali, Masa, sih?
- Terungkap! Komunikasi Prabowo-Megawati Lancar Meski Belum Bertemu Sejak Pelantikan
- Peran Politik Muzani Gerindra Sebagai Perantara Komunikasi Prabowo-Megawati
- Istana Tegaskan Tak Ada Rencana Pertemuan Prabowo dan Megawati
- Ini Lho Alasan KPK Belum Tahan Hasto, Ternyata
- Ada Kabar Megawati Telepon Prabowo agar Hasto Tak Ditahan? Begini Kata Ketua KPK