Megawati: Sudah Anak Presiden, Saya Pernah Mengungsi Juga

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku pernah bersama ibunya, Fatmawati, pernah menjadi pengungsi di saat Belanda masih menguasai Indonesia. Menurut Megawati, saat itu dia bersama sang ibu mengungsi di Kali Code, Yogyakarta.
Megawati menyampaikan cerita itu di hadapan para kadernya saat meresmikan 25 kantor baru PDIP di beberapa daerah secara virtual, Minggu (30/5), dari kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta.
"Padahal sudah anak presiden, saya pernah ngungsi juga, loh. Kalau inget aku di Kali Code situ sama ibu saya. Karena bapak saya (Presiden Pertama RI Soekarno) dibuang ke Bangka," kata Megawati.
Dia menjelaskan bahwa Belanda kala itu menyuruh Ibu Fatmawati tinggal di Istana Yogyakarta.
Menurut Megawati, ibundanya diminta untuk meminta biaya hidup kepada Sultan Hamengku Buwono IX.
"Disuruh Belanda ibu saya itu tinggal di Istana Yogya, ibu saya mana mau. Marah ibu. Jadilah mengungsi, dicarikan tempat di Kali Code," ungkap Megawati.
Putri Proklamator Kemerdekaan RI Bung Karno ini menceritakan hal itu agar semua bisa memahami nikmatnya negara yang merdeka, seperti Indonesia saat ini. Tidak seperti saat dirinya kecil, yang mana penjajah Belanda masih berkuasa.
"Jadi, tahu arti merdeka itu opo? Yang ada dulu perbudakan. Jangan lupa loh. Jadi, kita harus selalu ingat sejarah kita agar semangat kita selalu muncul. Kita ini berjuang untuk anak cucu kita," pungkas Megawati. (boy/jpnn)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bercerita pernah mengungsi bersama ibunya, Fatmawati, di Kali Code, Yogyakarta, ketika Belanda masih menguasai Indonesia.
- Jawaban Puan Maharani Soal Rencana Penunjukan Plt Sekjen PDIP
- Perintah Bu Mega, Kepala Daerah dari PDIP yang Belum Retret Ikut Gelombang Kedua
- Pakar Sebut Gap Politis Bikin Prabowo & Megawati Sulit Bertemu
- Wamendagri Apresiasi Dukungan Megawati pada Retret Kepala Daerah
- Hasto Kristiyanto: Saya Baik-Baik Saja, Semangat Juang Tak Padam
- AHY Berkisah soal Megawati dan Prabowo Tak Suka Demokrat Dibegal