Megawati tak Bisa Tidur jika tak Dekat dengan Ayah
Pemandangan itu tentu amat menyentuh. Anak-anak yang nasibnya juga malang itu justru memberikan zakat kepada kaum miskin. Biasanya, lanjut Agus, pada hari terakhir puasa, Ponpes Millinium dipenuhi banyak orang sejak siang hari. Mereka yang terdiri atas kaum duafa akan berdesakan mengantre diberi zakat oleh anak-anak yatim di Ponpes Millinium. Suasana seperti itu akan berlangsung hingga buka puasa tiba.
Setelah pemberian zakat, kondisi Ponpes tidak serta merta sepi. Setelah salat Isya, biasanya santri-santri akan mengumandangkan takbir. Beberapa anak-anak yatim yang sudah beranjak dewasa akan diminta untuk memimpin takbir dan diikuti adik-adiknya yang kecil.
’’Lucu melihat mereka teriak-teriak mengumandangkan takbir. Rasa gembira mereka seperti bergelora,’’ imbuh Agus. Esok harinya, anak-anak Ponpes Millinium sama dengan anak-anak kecil pada umumnya. Mereka akan melaksanakan salat Id bersama. Tempatnya, tentu saja di kompleks Ponpes Millinium.
Setelah salat Id, mereka akan berbaris dengan rapi menunggu giliran bersalaman dengan Ayah. Setelah itu, mereka akan bermaaf-maafan dengan seluruh santri, pengurus, dan pengasuh yang ada di ponpes tersebut.
Gus Mad selaku orang tua mereka memang sudah menyiapkan segalanya untuk keperluan anak-anaknya saat Lebaran tiba. Mulai makanan, pakaian, dan juga zakat fitrah. Untuk masalah makanan, Gus Mad sudah memasrahkan kepada beberapa pengurus bagian dapur di sana. Menunya tentu harus sama dengan menu Lebaran pada umumnya. Tidak boleh berbeda.
Yang lucu adalah saat membeli baju untuk berlebaran. Anak-anak asuh ponpes yang jumlahnya ratusan itu nanti dibawa ke pasar. Tetapi, tidak semua berbarengan ke pasar. Gus Mad akan mengatur dan membagi anak-anak asuhnya itu untuk diajak membeli baju ke pasar. ’’Kalau semua barengan, kan terlalu ramai. Nanti dibagi berapa orang dan didampingi siapa,’’ ungkap Gus Mad.
Gus Mad mengatakan, semua anak harus mendapat baju untuk Lebaran. Sebab, jika ada satu saja yang tidak mendapat baju baru, tentunya akan membuat pertengkaran di antara anak-anak itu. Gus Mad tidak pernah mempermasalahkan apakah anak itu berpuasa atau tidak. Yang penting, anak-anaknya bisa senang dan nyaman.
Wahyu Ahmad, salah seorang penghuni ponpes, mengatakan, hatinya senang menjelang Lebaran seperti ini. ’’Bisa dapat baju baru dan makan enak,’’ katanya sambil menyantap menu sahur Minggu dini hari itu (12/7).
KEHIDUPAN berjalan terus di Ponpes Millinium, meski sempat menjadi kontroversi di media sosial. Jawa Pos bermalam di ponpes itu untuk mendapatkan
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408