Meikarta
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

jpnn.com - Meikarta menjadi pembicaraan publik karena pembangunannya mangkrak.
Sejak digarap pada 2016, proyek ini akan menjadi kota mandiri dan modern dengan berbagai fasilitas yang lengkap.
Iklan yang ditawarkan menggambarkan suasana yang menyeramkan di luar sana, dan kemudian diakhiri dengan narasi ‘’bawa aku pergi dari sini’’.
Meikarta menjanjikan harapan untuk pergi dari segala kesulitan dan kesemrawutan itu.
Iklan ini berhasil menarik minat ribuan konsumen.
Akan tetapi, enam tahun berselang, Meikarta tidak dihuni manusia, tetapi dipenuhi tanaman liar yang menutupi hampir seluruh lahan.
Fenomena Meikarta adalah sindiran, kalau bukan tamparan, terhadap layanan publik pemerintah.
Ketika publik tidak percaya bahwa pemerintah bisa menyediakan layanan publik yang dibutuhkan, maka publik akan mencari alternatif dari pihak swasta.
Fenomena Meikarta adalah sindiran, kalau bukan tamparan, terhadap layanan publik pemerintah.
- Revisi UU TNI Dinilai Hidupkan Dwifungsi, Koalisi Masyarakat Sipil Desak DPR Lakukan Ini
- Aktivis Muda: Kritikan Konstruktif Perlu untuk Beri Masukan Kepada Pemerintah
- Setelah Ikut Retret, Bupati Kepulauan Mentawai Rinto Wardana Siap Sinergikan Program Pusat dan Daerah
- Wamen Todotua Pasaribu Dorong Investasi Energi Terbarukan di Indonesia
- Martin Manurung DPR Minta Pemerintah Segera Selesaikan Konflik Antara PT TPL dan Masyarakat Adat
- Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Dorong Perbaikan Jalan Dikebut Dalam Dua Pekan