Mekanik KRI Nanggala 402 Tak Pernah Cerita Kondisi Kapal ke Istrinya, Dipendam Sendiri

Mekanik KRI Nanggala 402 Tak Pernah Cerita Kondisi Kapal ke Istrinya, Dipendam Sendiri
Keluarga Letda Laut (T) Rintoni saat ditemui di kediamannya, di Dusun/Desa Bulurejo RT 01 RW 03 Kecamatan Bulukerto. Foto: IWAN ADI LUHUNG/RADAR SOLO

Biasanya, Rintoni pulang sepekan sekali ke Wonogiri di akhir pekan.

Setiap hari Minggu, dia kembali berangkat dinas ke Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V Surabaya. Rintoni bertugas sebagai mekanik di bagian mesin kapal selam di KRI Nanggala-402 sudah cukup lama.

"Tidak pernah bilang kondisi kapalnya seperti apa, dipendam sendiri. Katanya tidak mau membuat istrinya khawatir, bilang kalau beban saya sudah berat," kata Mawar yang juga Guru Bahasa Inggris di SMP Pancasila 10 Jatisrono ini.

Mawar pun secara perlahan memberitahu anak sulungnya, Aerilyn Belvania Rintoni bahwa ayahnya satu di antara 53 awak KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam. Putri sulungnya sempat terkejut, namun dia memberikan pemahaman hingga putrinya mengerti.

"Dia bilang kalau papa nanti bisa ditemukan insyaallah selamat. Namun, kalau tidak ditemukan berarti Allah lebih sayang sama papa," kata Mawar menirukan omongan anaknya.

Di lain sisi, dia menceritakan awal mula mengenal Rintoni di Surabaya.

Saat itu, dia masih berkuliah di Kota Pahlawan. Hingga pada akhirnya dia menikah dengan pria kelahiran Pemalang 12 Juni 1986 itu pada 2012 lalu dan menetap di rumah orang tua Mawar.

Kini keduanya dikaruniai dua orang putri. Putri pertamanya berumur enam tahun dan putri keduanya masih berumur 15 bulan.

Di mata sang istri, Letda Rintoni yang merupakan awak KRI Nanggala 402 itu suami idaman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News