Mekanisasi Pertanian Hemat Pengeluaran Rp 20 Triliun
jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memprediksi mekanisasi di sektor pertanian bisa menghemat pengeluaran negara sebesar Rp 20 triliun.
Amran mencontohkan, penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) berupa combine harvester membuat petani tidak perlu menanam dan memanen padi secara tradisional.
Dengan combine harvester, petani bisa menghemat biaya produksi sebesar sekitar 50 persen.
"Dulu, panen satu hektare itu 25 hari. Kalau sekarang dengan alat hanya tiga jam. Loses-nya sepuluh persen. Kalau ditotal dengan total lahan nasional, hitung-hitungan kami, kami hemat hingga Rp 20 triliun," kata Amran di Balai Besar Mekanisasi Badan Litbang Kementerian Pertanian, Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (1/3).
Oleh karena itu, pihaknya akan membangun Politeknik Pembangunan Pertanian Serpong serta mengembangkan kawasan sains dan engineering pertanian modern.
Untuk mewujudkan rencana itu, Kementan menggandeng Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
"Negara ini negara agraris. Sebanyak 60 persen penduduk bergerak di bidang pertanian, tapi masih banyak tradisional," kata menteri asal Bone, Sulawesi Selatan, itu. (tan/jpnn)
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memprediksi mekanisasi di sektor pertanian bisa menghemat pengeluaran negara sebesar Rp 20 triliun.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Menteri SYL Sampaikan Arah Kebijakan Pertanian Kementan Pada 2021
- Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini
- Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia
- Realisasi RJIT Ditjen PSP Kementan di Kabupaten Bandung Melebihi Target
- Mentan SYL Tingkatkan Produksi Pertanian di Sulawesi Utara
- Covid-19 Tantangan Bagi Kementan untuk Penyediaan Pangan, Mohon Doanya