Melacak Jejak Untung, Terduga Teroris yang Tewas Mencurigakan di Tangan Densus 88

Lama Tak Pulang Kampung, Sekali Pulang Bawa Tujuh Anak

Melacak Jejak Untung, Terduga Teroris yang Tewas Mencurigakan di Tangan Densus 88
SEPI: Rumah Untung di Banyu Urip Kidul, Surabaya, kemarin 14/6).Foto : Angger Bondan / Jawa Pos
Dalam kartu keluarga (KK), hanya ada dua orang di rumah itu, yakni Musijah dan Untung. Kamso tak lagi tercantum dalam KK karena sudah meninggal sekitar enam tahun silam.

"Seingat saya, dalam KK, data Mas Untung masih ada. Tapi, kalau dilihat dalam administrasi, dia sudah tidak memperpanjang KTP sini," ujar Ny Priyanto, istri ketua RT X RW IX, Kelurahan Banyu Urip. Rumah Priyanto berada persis di depan rumah Untung. Hanya, Priyanto dan istrinya termasuk orang baru di kampung tersebut.

Selain dihuni Musijah, rumah keluarga Untung dikoskan. Rumah Untung berbentuk L dengan empat sekat ruangan serta satu kamar mandi di luar. Sekat pertama dan kedua di rumah tersebut difungsikan sebagai ruang tamu dan kamar tidur. Dua sekat itulah yang kini dikoskan kepada seseorang bernama Supiyah.

Sekat ketiga di bagian tengah bangunan rumah juga dimanfaatkan sebagai kamar tidur. "Kamar ini ditempati Mbah Jah (sebutan ibu Untung, Musijah)," ujar Supiyah. Nah, di bagian letter L terdapat sebuah kamar lagi yang menurut Supiyah sering digunakan sebagai tempat tidur Untung. "Kalau Mas Untung dan keluarganya ke sini, biasanya menempati kamar itu," ungkapnya.

Tewasnya Untung Budi Santoso alias Khaidir, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 pada Senin lalu (13/6), masih menyisakan pertanyaan: dia disiksa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News