Melacak Jejak Untung, Terduga Teroris yang Tewas Mencurigakan di Tangan Densus 88
Lama Tak Pulang Kampung, Sekali Pulang Bawa Tujuh Anak
Rabu, 15 Juni 2011 – 08:08 WIB

SEPI: Rumah Untung di Banyu Urip Kidul, Surabaya, kemarin 14/6).Foto : Angger Bondan / Jawa Pos
Di bagian lain, sejumlah warga di Kampung Sukarame, Desa Cingcin, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, masih tak percaya bahwa Untung disebut teroris. "Sejak dia (Untung) tinggal di sini bersama mertuanya, Untung baik sekali ketika bergaul dengan masyarakat. Dia rajin ibadah," cerita Ahmad Sodikin. Dari informasi beberapa warga, sejak 1993 Untung tinggal di kampung itu ikut mertuanya.
Ahmad mengaku melihat korban kali terakhir pada Minggu lalu (12/6) sekitar pukul 10.00 WIB. "Saya lihat terakhir Mas Khaidir berboncengan dengan istrinya menggunakan motor Honda Vario. Katanya mau beli madu di warung obat herbal. Tapi, di tengah perjalanan malah ditangkap tiga pria berpakaian preman. Setelah itu istrinya pulang sambil menangis," cerita Ahmad.
Salah seorang warga di sekitar lokasi penangkapan, Ny Emma, 40, mengaku kali permata melihat orang yang menangkap Untung. "Waktu Minggu subuh sekitar pukul 04.00 memang ada satu mobil berpelat B berisi lima orang dan satu orang lagi membawa motor. Nah, salah seorang di antara mereka sempat bertanya ke saya, apa di sini biasa ada pengajian warga. Saya bilang, iya di Masjid Al Ikhwan," ungkap Emma. Di masjid itulah Untung biasa ikut pengajian.
Menurut dia, sekelompok pria itu tidak terlalu banyak bertanya. Emma sendiri baru tahu bahwa ada warga yang ditangkap oleh sekelompok pria tak dikenal. "Pasti orangnya yang nanya ke saya yang menangkap Mas Khaidir itu," ujarnya.
Tewasnya Untung Budi Santoso alias Khaidir, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 pada Senin lalu (13/6), masih menyisakan pertanyaan: dia disiksa
BERITA TERKAIT
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri