Melanie Perkins Start Up Yang Berhasil
Melanie Perkins adalah sosok dibalik Canva, salah satu perusahaan start-up paling sukses di Australia. Dengan didukung investor yang meliputi aktor Hollywood, Owen Wilson dan Woody Harrelson, platform online Canva memungkinkan 11 juta penggunanya di 179 negara memproduksi lebih dari 75 juta desain grafis. Diluncurkan pada bulan Juli 2012, seratus anggota tim Canva berbasis diluar kantor mereka di Manila dan Sydney.
Ketika anak-anak, apa cita-cita anda?
“Saya ingin menjadi hampir segalanya ketika aku tumbuh dewasa! Selama di perguruan tinggi, saya magang di banyak tempat yang berbeda - dari mulai agen PR, stasiun radio, di toko olahraga untuk menyemprot tato di karnaval ".
Bagaimana cerita lahirnya Canva ?
“Saya memiliki gagasan mendirikan Canva ketika masih belajar di Universitas. Saya sedang mengajarkan mahasiswa lain tentang bagaimana menggunakan peranti lunak untuk merancang suite (Adobe), namun menyadari kalau butuh waktu lama bagi mahasiswa untuk merasa percaya diri dari jarak jauh, bahkan ketika merancang sesuatu yang simple.
Ketika berusia 19 tahun, pacar saya Cliff dan saya menjadi mitra bisnis dan kami meluncurkan usaha bersama untuk menguji gagasan ini. Fusion Books dalam platform peranti lunak yang digunakan mahasiswa untuk merancang buku tahunan sekolah mereka. Kami memulai ceruk ini untuk membuktikan kalau pendekatan kami mengenai rancangan sangat mungkin dan memang diperlukan. Setelah Fusion Book berkembang selama beberapa tahun, kami memutuskan kami siap untuk memperluas cakupannya dan mencakup seluruh ruang desain dan meluncurkan Canva.â€
Anda menghadapi banyak penolakan di masa-masa awal mendirikan start-up ini. Total anda menghabiskan waktu 6 bulan di San Francisco menawarkan konsep Canva kepada ratusan investor untuk memulai investasi. Apa yang ada didalam pikiran anda selama periode waktu ini?
"Wirausahawan selalu menghadapi banyak penolakan ketika memulai usahanya. Tapi setiap kali kami mendapat pertanyaan sulit atau alasan mengapa orang tidak mau berinvestasi, kami tinggal fokus pada apa yang bisa kita ubah.
Canva dimulai di Sydney. Mengapa Anda memilih Sydney - dan tidak, katakanlah, Silicon Valley? Apa keuntungan dari menjalankan perusahaan dengan basis pelanggan global dari Australia?
"Kami memilih untuk memulai di Sydney karena kami mampu merekrut tim kelas dunia di sini. Di Silicon Valley, persaingan untuk mencari bakat di dunia teknologi sangat sengit - perusahaan yang lebih muda benar-benar bisa kesulitan mendapatkan bakat dibidang teknik, produk dan pemasaran yang mereka butuhkan. Persaingan di Australia tetap sengit, tapi kami beruntung bisa merekrut tim kelas dunia di sini.
Melanie Perkins adalah sosok dibalik Canva, salah satu perusahaan start-up paling sukses di Australia. Dengan didukung investor yang meliputi aktor
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat