Melarang Iklan Politik, Twitter Disebut Bodoh Oleh Ketua Kampanye Trump
jpnn.com - Mengambil langkah berbeda dari Facebook, Twitter justru mengumumkan pelarangan iklan politik pada bulan depan.
"Kita membuat keputusan untuk menghentikan semua iklan politik di Twitter secara global," kata CEO Twitter Jack Dorsey, dilansir Reuters. "Kita percaya pesan politik seharusnya diproduksi, bukan dibeli," tambahnya.
Twitter menyatakan berhenti menerima iklan politik secara global pada platformnya.
Penghentian dilakukan untuk menanggapi kekhawatiran atas informasi yang salah dari para politisi di media sosial. Pemberlakuannya sendiri dimulai pada 22 November.
Larangan dilakukan karena iklan di internet sangat kuat dan efektif untuk pengiklan komersial. Kekuatan itu membawa risiko signifikan bagi politik.
Kendati demikian, dampak pelarangan iklan politik tentu akan mempengaruhi pemasukan.
Menurut kepala keuangan Twitter, Ned Segal, langkah itu akan memiliki dampak keuangan, tetapi kecil.
"Karena kami mendapat pertanyaan: Keputusan ini didasarkan pada prinsip, bukan uang. Sebagai konteks, kami telah mengungkapkan bahwa pengeluaran iklan politik untuk semester tengah AS 2018 adalah (kurang dari) US$3 M," katanya.
Mengambil langkah berbeda dari Facebook, Twitter justru mengumumkan pelarangan iklan politik pada bulan depan.
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Investor Ketar-Ketir soal Perang Dagang, Rupiah Hari Ini Ditutup Ambruk 58 Poin
- Kebijakan Donald Trump Berpotensi Bikin Produsen Mobil Dunia Boncos
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina