Melayu Dayak

Oleh: Dahlan Iskan

Melayu Dayak
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Di periode pertama, yang dipilih Cornelis adalah M. Zeet Hamdy Ashovie. Ia dari suku Melayu-Arab. Mantan sekda Singkawang. Juga mantan kepala dinas pariwisata.

Tentu, di zaman Cornelis, komposisi kepala-kepala dinas berubah. Orang-orang suku Dayak mulai lebih punya tempat.

Waktu itu belum ada sistem lelang jabatan. Gubernur masih bisa menentukan sepenuhnya.

Setelah Cornelis terpilih, suku Melayu ternyata bisa menerima. Tidak ada gejolak apa pun. Tokoh-tokoh suku Melayu lebih memilih introspeksi: mengapa kalah. Salah sendiri.

Penyebabnya jelas: waktu itu calon dari suku Dayak hanya satu, Cornelis, sedang calon dari Melayu tidak kepalang tanggung: empat pasang.

Mereka adalah nama-nama besar. Tokoh-tokoh nasional. Asli Kalbar: Oesman Sapta Odang (OSO) yang top itu, pengusaha besar Usman Ja'far yang juga incumbent,

Akil Mochtar yang kelak jadi Ketua Mahkamah Konstitusi dan ditangkap KPK itu. Satunya lagi Herman Kadir.

Rupanya tidak ada yang mau mengalah. Tiga-tiganya pun kalah.

MELAYU dan Dayak sama kuat di Kalbar. Saat ada lelang jabatan untuk sekretaris provinsi pemenangnya suku Padang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News