Melayu Dayak
Oleh: Dahlan Iskan
Jeka Reader
Judul tulisan Durian Runtuh jelas menyalahi tata bahasa, kalau maksudnya ada orang yang beruntung ketika sedang berjalan dihutan tiba tiba ada buah durian matang jatuh didekatnya. Tinggal di pungut saja. Kalau sedang jalan jalan kena timpa pohon Durian yang runtuh atau tumbang justru malapetaka. Buah Durian ( Durio Zibethinus ) pertama kali di deskripsikan oleh Eberhard Rumphius, ahli Botani Jerman yang pegawai VOC di tahun 1714, ketika beliau mengamati masyarakat Ambon menangkap Musang ( Zibetto ) dengan memanfaatkan bau buah Durian. Now pohon Durian yang diyakini berasal dari Pulau Kalimantan sudah menyebar kemana mana, tapi di Thailand tetap di sebut Tun- Turian dengan 3 jenis yang populer yaitu ; Monthong, Chenee, Kanyaw. Sedangkan di Malaysia ada jenis Musang King dan Oh Cie Harganya sekitar Rp.300 - Rp 400 rb perbuah. Tetapi menurut Gubernur Sutarmidji dari Pontianak Durian yang paling enak didunia justru ada di desa Jemongko, Kabupaten Sanggau dan untuk menikmatinya harus booking setahun dimuka. Akhirnya Pajak Durian Runtuh sebaiknya diganti saja dengan Pajak Angin Surga ( Windfall Tax ) karena tidak semua suku bangsa senang makan buah Durian dan Angin Surga juga tidak selalu mampir kedunia.
*) diambil dari komentar pembaca Disway.id
MELAYU dan Dayak sama kuat di Kalbar. Saat ada lelang jabatan untuk sekretaris provinsi pemenangnya suku Padang.
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi
- ASR-Hugua Unggul di Pilgub Sultra versi Quick Count Charta Politika
- Tim 08 Prabowo Potong 57 Ekor Ayam Putih untuk Syukuran Kemenangan Andra - Dimyati Versi Hasil Hitung Cepat
- KPU DKI Jakarta Telusuri Surat Suara yang Tercoblos Paslon Nomor 3
- Djarot Sebut Kecurangan Terjadi di Sumut, Melibatkan Parcok Memenangkan Menantu Jokowi
- Hasto: Sosok Penentang Intervensi Jokowi Kini Terpilih di Pilkada Gunungkidul
- Cegah Konflik Sampai Tahapan Pilkada Selesai, Polda Sumsel Siapkan Strategi Khusus