Melbourne Kembali 'Lockdown'. Apakah Ada yang Salah Dari Sistem Hotel Karantina?
Muhammad Sidik yang sehari-hari bekerja di pusat kota Melbourne mengatakan kondisi kota sebenarnya sudah "lumayan pulih".
"Tentunya sedih melihat Melbourne kembali lockdown lagi, karena kita sudah melihat toko-toko buka, restoran kembali terisi, jalanan ramai lagi," ujar Sidik yang pindah dari Surabaya setahun lalu.
Photo: Penjagaan ketat diberlakukan di depan hotel Holiday Inn dengan melibatkan pihak kepolisian. (AAP: Luis Ascui)
"Memang hanya lima hari, tapi semoga enggak lagi diperpanjang seperti sebelumnya."
Sidik mengaku tidak keberatan dengan kembali diberlakukannya 'lockdown', tapi ia "tidak mengerti" mengapa hotel karantina kembali menjadi penyebab penularan.
"Saya rasa pemerintah harus terbuka soal ini, karena kita yang sudah lockdown lama merasa sia-sia," ujarnya kepada ABC Indonesia.
Langkah karantina dan lockdown ketat disebut oleh berbagai pihak sebagai faktor penentu keberhasilan dalam mencegah merebaknya penularan virus.
Dengan sistem hotel karantina yang ketat, setiap orang yang masuk ke Melbourne dari negara lain, langsung diarahkan ke salah satu tempat karantina. Hotel Holiday Inn di kawasan Bandara Tullamarine Melbourne merupakan salah satunya.
Kasus COVID-19 dari klaster hotel karantina Holiday Inn di Bandara Melbourne telah bertambah menjadi 13 kasus dan memicu Pemerintah negara bagian Victoria untuk kembali memberlakukan 'lockdown' selama lima hari
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan