Melbourne Kerahkan Perempuan Multibudaya untuk Sebarkan Informasi mengenai Vaksinasi COVID-19

Dia merasa putus asa dan tidak berharap lagi bisa mendapatkan pekerjaan sambilan, apalagi di bidang yang dipelajarinya: kesehatan publik.
Namun kemudian kesempatan baru muncul bagi perempuan migran yang bisa beberapa bahasa seperti Rachel Chung untuk membantu menyebarkan informasi mengenai vaksin ke komunitas.
"Ada banyak keraguan mengenai vaksin di kalangan masyarakat dan juga informasi menyesatkan" katanya.
"Ada banyak hal yang perlu kami lakukan untuk meluruskannya, jadi mereka akan lebih percaya diri untuk mendapatkan vaksinasi."
Berbicara dalam bahasa ibu meningkatkan kepercayaan
Nicki Duang yang tinggal di Truganina, permukiman berjarak sekitar 25 km dari pusat kota Melbourne, kehilangan pekerjaannya di Kantor Pos Australia tahun lalu dan sekarang dipekerjakan sebagai tenaga pendidik kesehatan multibahasa.
Dia bisa berbicara dalam Bahasa Arab, Dinka (salah satu bahasa di Sudan), dan Inggris.
Bahasa Inggris baru mulai dikuasainya sejak dia tiba di Australia dari Sudan Selatan ketika dia berusia delapan tahun.
"Penting sekali untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bahasa ibu, karena kita lebih mempercayai bila itu datang dari seseorang yang berbicara dalam bahasa yang sama dengan Anda," katanya.
Sebagian perempuan dari berbagai latar budaya di Australia kehilangan pekerjaan mereka ketika pandemi COVID terjadi, sekarang mereka dipekerjakan untuk membantu mempercepat vaksinasi di negara bagian Victoria
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'
- Dunia Hari Ini: Barang-barang dari Indonesia ke AS akan Dikenakan Tarif 32 Persen
- Polisi Ungkap Misteri Penemuan Mayat Perempuan di Cimahi, Ternyata
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun