Melbourne Kerahkan Perempuan Multibudaya untuk Sebarkan Informasi mengenai Vaksinasi COVID-19
Dia merasa putus asa dan tidak berharap lagi bisa mendapatkan pekerjaan sambilan, apalagi di bidang yang dipelajarinya: kesehatan publik.
Namun kemudian kesempatan baru muncul bagi perempuan migran yang bisa beberapa bahasa seperti Rachel Chung untuk membantu menyebarkan informasi mengenai vaksin ke komunitas.
"Ada banyak keraguan mengenai vaksin di kalangan masyarakat dan juga informasi menyesatkan" katanya.
"Ada banyak hal yang perlu kami lakukan untuk meluruskannya, jadi mereka akan lebih percaya diri untuk mendapatkan vaksinasi."
Berbicara dalam bahasa ibu meningkatkan kepercayaan
Nicki Duang yang tinggal di Truganina, permukiman berjarak sekitar 25 km dari pusat kota Melbourne, kehilangan pekerjaannya di Kantor Pos Australia tahun lalu dan sekarang dipekerjakan sebagai tenaga pendidik kesehatan multibahasa.
Dia bisa berbicara dalam Bahasa Arab, Dinka (salah satu bahasa di Sudan), dan Inggris.
Bahasa Inggris baru mulai dikuasainya sejak dia tiba di Australia dari Sudan Selatan ketika dia berusia delapan tahun.
"Penting sekali untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bahasa ibu, karena kita lebih mempercayai bila itu datang dari seseorang yang berbicara dalam bahasa yang sama dengan Anda," katanya.
Sebagian perempuan dari berbagai latar budaya di Australia kehilangan pekerjaan mereka ketika pandemi COVID terjadi, sekarang mereka dipekerjakan untuk membantu mempercepat vaksinasi di negara bagian Victoria
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Chief Human Capital Officer ACC Raih Indonesia Most Powerful Women Awards 2024
- Gegara Kelakar soal Janda, Ridwan Kamil Dinilai Merendahkan Perempuan
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis