Melbourne Sudah Dua Kali Lockdown, Penularan Masih Tinggi

Melbourne Sudah Dua Kali Lockdown, Penularan Masih Tinggi
Lockdown kedua yang mulai diterapkan di wilayah metropolitan Melbourne dan sekitarnya sudah berlangsung tiga pekan, namun jumlah kasus COVID-19 masih terbilang tinggi. (AAP/James Ross)

Hal ini dibenarkan oleh Profesor Julie Leask dari University of Sydney.

"Misalnya, untuk pekerja lepas, bila mereka menjalani isolasi setelah tes COVID-19 [sesuai imbauan], maka mereka tidak bekerja. Ini mengurangi peluang mereka untuk dipanggil kembali," jelasnya.

"Jadi lebih mudah bagi mereka untuk mengabaikan tenggorokan yang gatal hanya sebagai gejala pilek biasa, "katanya.

Profesor Leask mengatakan sistem kerja lepas yang hanya dibayar jika masuk kerja, telah menjadi permasalahan dalam industri kesehatan selama ini, sehingga sulit diharapkan akan selesai dalam semalam.

"Hal ini sudah lama kita ketahui. Pandemi dan epidemi hanya mengungkapkan kelemahan yang ada," jelasnya.

'Lockdown' Melbourne babak kedua:

 

Perlu lockdown skala penuh

Profesor Mary-Louise McLaws, pakar epidemiologi di Organisasi Kesehatan WHO, menjelaskan alasan utama mengapa jumlah kasus terus meningkat di Victoria.

"Sederhana saja. Penjagaan perbatasan tidak berjalan baik. Jika ingin lockdown, Anda harus menahan orang di dalam, jangan biarkan keluar," katanya.

Sudah tiga pekan 'lockdown' diberlakukan di kawasan metropolitan Melbourne dan Mitchell Shire, yang kini menjadi episentrum penularan virus corona di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News