Melbourne Sudah Dua Kali Lockdown, Penularan Masih Tinggi
Ia menyarakan semua pekerja yang harus tetap masuk kerja untuk mengenakan masker di tempat kerjanya.
Photo: Sejak mewabahnya virus corona, banyak ditemukan orang-orang yang memakai masker, termasuk di bandara. (Getty Images: Tomohiro Ohsumi / Stringer)
Dampak masker belum terlihat
Belum seminggu berlalu sejak kewajiban mengenakan masker berlaku di Victoria, sehingga dampak positifnya belum terlihat saat ini, menurut Dr Hassan Vally, pakar epidemiologi dari LaTrobe University.
"Minggu ini kita mungkin akan melihat penurunan kasus yang terkait dengan pemakaian masker," kata Dr Vally.
Mengenai perlunya memperketat pembatasan sosial ke tahap keempat, menurut dia, terlalu dini untuk dilakukan.
"Jika keputusan ini mudah dilakukan, semua orang akan melakukannya. Kita semua siap mengorbankan empat minggu waktu kita untuk menghentikan kengerian yang kita alami ini," ujarnya.
"Tapi saya kira tidaklah semudah itu. Ada biaya besar bila kita menutup semuanya," kata Dr Vally.
Baca juga artikel terkait:
- New normal di Indonesia: Kasus penularan naik, tes corona jadi ladang bisnis
- Angka kematian di Indonesia sudah lebih dari 10 ribu jika dihitung berdasarkan pedoman WHO
- Pemerintah Indonesia dianggap menggunakan pendekatan militeristik dalam menangani virus corona
- Alasan tingginya kematian tenaga kesehatan di Indonesia di tengah pandemi virus corona
Sudah tiga pekan 'lockdown' diberlakukan di kawasan metropolitan Melbourne dan Mitchell Shire, yang kini menjadi episentrum penularan virus corona di Australia
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat